Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/177

Halaman ini tervalidasi

Pada tanggal 12 Januari 1666 Pemerintah kerajaan Gowa memutuskan untuk mengusir semua orang-orang Belanda dari wilayah kekusaan Gowa. Oleh karena itu maka orang-orang Belanda segera meninggalkan daerah Gowa. Pada tanggal 13 Maret 1666 Belanda (V.O.C.) mengirimkan tiga orang utusan dengan membawa surat dari Gubernur Jenderal Joan Maetsuycker dan tanda mata seharga kira-kira f. 109.433 (seratus sembilan ribu empat ratus tiga puluh tiga gulden). Di sini tampak lagi betapa lihainya dan betapa liciknya orang-orang Belanda (V.O.C.) dalam menghadapi orang-orang Indonesia. Jikalau mereka dihadapi dengan sikap yang tegas dan keras, maka mereka bersikap lunak, manis dan bersahabat. Jikalau mereka belum merasa dirinya kuat untuk menyerang maka mereka berusaha membujuk dengan segala macam pemberian atau hadiah serta janji yang muluk-muluk. Akan tetapi Sultan Hasanudin menolak bujukan dan rayuan orang-orang Belanda yang manis itu. Bahkan Sultan Hasanudin mengirimkan sebuah armada yang terdiri dari 200 (dua ratus) buah kapal perang ke pulau-pulau Sula. Benteng yang didirikan oleh Sultan Ternate di sana dirusak dan ada 200 (dua ratus) orang penduduk pulau-pulau itu yang ditawan dan diangkut ke Gowa.

Seperti yang sudah kami singgung tadi, Sultan Buton berpihak kepada orang-orang Belanda (V.O.C.). Karena itu Raja Gowa marah kepada Sultan Buton. Kemarahan Raja Gowa ini bertambah hebat lagi setelah mendengar bahwa Sultan Buton ternyata menyembunyikan Aru Palaka dan kawan-kawan beliau sampai bertahun-tahun lamanya. Aru Palaka adalah musuh kerajaan Gowa yang sangat berbahaya. Bahkan Sultan Buton membantu Aru Palaka dan kawan-kawan beliau melarikan diri ke Batavia untuk minta bantuan kepada Belanda (V.O.C.). Oleh karena itu maka Sultan Hasanudin mengirimkan sebuah armada yang besar ke Buton untuk menghukum Sultan Buton atas perbuatannya yang tidak bersahabat bahkan memusuhi kerajaan Gowa itu.

Armada kerajaan Gowa ini terdiri dari 700 (tujuh ratus) buah kapal perang dan 20.000 (dua puluh ribu) orang pasukan. Armada kerajaan Gowa yang dahsyat ini dipimpin oleh laksamana kerajaan Gowa yang bernama Karaeng Bontomaranu. Beliau ini dibantu oleh Sultan Bima dan Raja Luwu yang bernama Sultan Alimudin.

163