Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/180

Halaman ini tervalidasi

dang jatuh. Bahkan dengan menerima tugas ini mungkin sekali ia dapat memperoleh kenaikan tingkat atau anugerah yang lainnya jikalau ia berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini perlu kami singgung dan kemukakan.

Selain dari pada faktor-faktor yang sangat menguntungkan dan dewi fortuna atau kemujuran-kemujuran yang mengiringinya, tentunya faktor harapan yang menyala-nyala dan berkobar di rongga dada Speelman untuk memperbaiki nama dan kedudukannya yang sudah jatuh serta kemungkinan untuk memperoleh anugerah dan kenaikan tingkat, merupakan pula faktor yang tidak kecil artinya bagi pendorong suksesnya Speelman dalam menunaikan tugasnya yang berat itu.

Pada tanggal 23 Nopember 1666 Gubernur Jenderal Joan Maetsuycker menanda-tangani sebuah komisi dan sebuah instruksi khusus. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, Speelman mendapat pangkat atau jabatan dan wewenang sebagai SUPERINTENDANT, ADMIRAL atau LAKSAMANA, KRIJGSOVERSTE dan KOMISARIS ke pos-pos Belanda di Indonesia bagian timur. Speelman harus mengunjungi Gowa, Buton, Ternate, Ambon dan tempat-tempat lainnya.

Armada Belanda yang akan menyerang kerajaan Gowa terdiri dari 21 (dua puluh satu) buah kapal perang yang besar. Sebagai wakil Speelman ditunjuk Dankert van der Straaten. Di dalam armada V.O.C. itu terdapat pula Kapten Christiaen Poleman dan Maximiliaen de Jong. Yang tersebut belakangan ini ditunjuk sebagai komandan Belanda di Ternate. Kemudian ada Aru Palaka dengan pasukan-pasukan Bugisnya dan Kapten Joncker yang memimpin orang-orang Ambon yang membantu Belanda (V.O.C.). Armada V.O.C. ini diperintahkan berlayar ke Sombaopu untuk mengadakan "show of forces" atau pameran kekuatan dan menakut-nakuti orang-orang Makasar. Maksudnya agar supaya kerajaan Gowa mau dan bersedia mengadakan perundingan dengan V.O.C. Jikalau gertakan atau "Show of forces" itu tidak berhasil, maka armada V.O.C. itu diperintahkan untuk mengadakan pendaratan dan perampokan serta pembakaran di tempat-tempat di daerah kerajaan Gowa yang lemah pertahanannya. Kemudian armada itu disuruh berlayar ke pulau Buton untuk mengadakan perundingan dan membuat perjanjian dengan Sultan Buton.



166