Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/181

Halaman ini tervalidasi

Pilihan waktu oleh Belanda (V.O.C.) ini memang sangat tepat. Pada saat itu kerajaan Buton sedang mendapat ancaman dan tekanan yang berat dari kerajaan Gowa. Sultan Buton diangap bersalah karena membantu Aru Palaka yang menjadi musuh besar dan buronan kerajaan Gowa. Kemudian Speelman diperintahkan pula untuk sebagai komisaris dan superintendant V.O.C. menuju ke Ternate, Bacan, Ambon dan Banda.

Pada waktu itu Sultan Ternate dan Sultan Tidore sedang dalam keadaan tegang dan saling bermusuhan. Hal ini sangat menguntungkan orang-orang Belanda (V.O.C.) yang memang mahir dan sangat pandai mempergunakan senjata " DIVIDE ET IMPERA " atau pecah dan jajahlah. Di dalam sejarah bangsa Indonesia dapat kita lihat, bahwa setiap pertengkaran atau permusuhan antara raja-raja atau pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia selalu menguntungkan dan pasti dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh Belanda. Sebagai "kawan yang baik" Belanda (V.O.C.) sering mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa atau bermusuhan itu. Sebagai imbalan jasa atau tanda terima kasih atas "kebaikan" itu, Belanda (V.O.C.) selalu mendapat "upah". Entah berupa bahan makanan atau bantuan pasukan, entah berupa penyerahan sebuah daerah atau suatu fasilitas yang dibutuhkan oleh V.O.C. untuk kepentingan kolonialnya. Tegasnya "kebaikan" atau bantuan Belanda tidak pernah diberikan dengan cuma-cuma atau dengan ikhlas. Bantuan Belanda selalu mengandung maksud-maksud yang menguntungkan nafsu penjajahannya yang penuh angkara murka, Jadi kunjungan Speelman ke daerah-daerah yang kami sebutkan tadi mempunyai maksud yang tertentu. Pertama untuk mencari bantuan guna memperkuat armada dan pasukan-pasukan yang dipimpinnya untuk menyerang kerajaan Gowa. Kedua untuk memperbesar serta memperkuat kekuasaan dan pengaruh V.O.C. di daerah-daerah Indonesia bagian timur. Di dalam perintah atau instruksi yang diberikan kepada Speelman ini, Speelman dilarang dengan keras untuk mendarat atau melakukan pertempuran di daratan melawan pasukan-pasukan kerajaan Gowa. Pada waktu itu kerajaan Gowa masih dianggap terlalu kuat. Risikonya terlalu berat dan mungkin dapat menimbulkan hal-hal yang besar akibatnya dan membahayakan kedudukan Belanda (V.O.C.).

Begitu hati-hati dan begitu besar keseganan Belanda (V.O.C.) terhadap orang-orang Makasar yang dijulukinya "Haantjes van

167