Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/182

Halaman ini tervalidasi

het Oosten" itu. Jikalau kelak Speelman mendaratkan pasukan-pasukannya dan mengadakan pertempuran di daratan, maka ia melanggar instruksi yang diberikan kepadanya. Hal itu bukan tidak mungkin karena didorong oleh ambisinya yang besar serta faktor-faktor yang telah kami uraikan di depan tadi sebagai sebab-sebab mengapa Speelman mau menerima tugas berat yang ditolak oleh Johan van Dam. Jadi Speelman ingin mempergunakan kesempatan yang sebaik-baiknya untuk memulihkan nama baik dan kedudukannya yang sedang jatuh. Jikalau berhasil bahkan mungkin sekali ia dapat memperoleh promosi dan kenaikan tingkat yang memang sangat diidam-idamkannya sebagai seorang pegawai V.O.C.

Jadi pelanggaran terhadap instruksi yang diterimanya adalah suatu perjudian nasib bagi Speelman. Ia ingin mempergunakan kesempatan dan kemujuran-kemujuran yang sedang menyertainya untuk memperbaiki nama serta kedudukannya yang sedang jatuh itu. Jikalau di dalam perjudian nasib itu ia mujur dan dapat keluar sebagai pemenang, maka ia pasti akan memperoleh kenaikan tingkat serta keuntungan-keuntungan lainnya.

Demikianlah pada tanggal 24 Nopember 1666 armada V.O.C. yang dipimpin oleh Laksamana Cornelis Janszoon Speelman meninggalkan pelabuhan Batavia menuju ke Sombaopu (Gowa). Pada tanggal 19 Desember 1666 armada V.O.C. yang kuat ini sampai di depan Sombaopu, ibukota dan pelabuhan kerajaan Gowa. Dengan pameran kekuatannya, Speelman mula-mula mau menggertak Sultan Hasanudin. Kemudian Speelman mengajukan tuntutan agar kerajaan Gowa membayar segala kerugian yang berhubungan dengan pembunuhan orang-orang Belanda oleh orang-orang Makasar. Selanjutnya Speelman menuntut agar semua orang-orang Makasar yang melakukan pembunuhan diserahkan kepada Speelman. Tuntutan-tuntutan Speelman yang bernada congkak itu tentu saja ditolak oleh Sultan Hasanudin.

Karena pameran kekuatan armada V.O.C. tidak berhasil menakut-nakuti orang-orang Makasar, maka Belanda mulai mengadakan tembakan meriam yang gencar terhadap kedudukan dan pertahanan orang-orang Makasar. Tembakan-tembakan meriam kapal-kapal V.O.C. ini dibalas pula dengan tembakan-tembakan meriam yang gencar pula oleh pihak kerajaan Gowa. Maka terjadilah tembak-menembak dan duel meriam yang seru antara


168