Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/183

Halaman ini tervalidasi

kapal-kapal armada V.O.C. dan benteng-benteng pertahanan kerajaan Gowa.

Tembak-menembak yang seru ini berlangsung pada tanggal 21 Desember 1666 setelah Speelman memerintahkan untuk menaikkan bendera merah sebagai tanda "PERMAKLUMAN PERANG" kepada kerajaan Gowa. Jadi perang terbuka antara Belanda (V.O.C.) dan kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Sultan Hasanudin dimulai pada tanggal 21 Desember 1666 dan diawali dengan tembak-menembak serta duel meriam yang seru sekali. Kemudian armada V.O.C. itu, sesuai dengan instruksi yang diterimanya dari pimpinan V.O.C. di Batavia, menyusur pantai kerajaan Gowa ke selatan. Armada itu menembaki tempat-tempat yang lemah pertahanannya. Di tempat-tempat itu mereka mendarat dan merampok serta membakar dusun-dusun di sepanjang pantai. Maksudnya untuk menimbulkan panik dan ketakutan pada penduduk dan rakyat Gowa.

Pada tanggal 25 Desember 1666 armada V.O.C. di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Janszoon Speelman tiba di Bantaeng. Di sini Belanda dan sekutu-sekutunya menurunkan pasukan-pasukannya. Maka terjadilah pertempuran yang sengit antara pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya melawan pasukan kerajaan Gowa yang dengan gagah-berani mempertahankan Bantaeng. Bantaeng merupakan gudang makanan bagi kerajaan Gowa. Dalam pertempuran yang sengit ini banyak korban yang jatuh di kedua belah pihak. Bahkan Aru Palaka mendapat luka di dalam pertempuran sengit di daerah Bantaeng ini. Berkat keunggulan persenjataannya pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya akhirnya dapat merebut Bantaeng. Kemudian kota Bantaeng dibakar dan dimusnahkan oleh pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya. Mungkin karena jengkelnya karena mendapat perlawanan yang gigih, maka selain dari pada kota Bantaeng, pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya yang sudah kalap itu membakar dan memusnahkan pula lebih dari 30 (tiga puluh) buah desa di sekitar Bantaeng dan lebih dari seratus buah perahu. Bahkan pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya yang sudah kalap itu membakar pula beratus-ratus ton beras dan padi rakyat. Setelah membakar dan memusnahkan kota Bantaeng serta desa-desa di daerah itu maka armada V.O.C. kemudian menuju ke Buton.

169