Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/184

Halaman ini tervalidasi

Pada tanggal 31 Desember 1666 sampailah armada V.O.C. di bawah pimpinan Laksamana Speelman itu di Buton. Pada waktu itu Buton sedang dalam keadaan sangat gawat. Benteng kerajaan itu sedang terancam dan dikurung rapat oleh pasukan-pasukan dan armada kerajaan Gowa yang memang sengaja dikirim oleh Sultan Hasanudin untuk menghukum Sultan Buton yang memberi perlindungan dan memberi bantuan kepada Aru Pa1aka dan kawan-kawan beliau. Aru Palaka jadi buronan dan dianggap sebagai musuh kerajaan Gowa yang paling berbahaya. Pasukan-pasukan kerajaan Gowa yang mengurung Buton ini berkekuatan kurang lebih 15.000 (lima belas ribu) orang. Sebagian besar terdiri dari orang-orang Makasar, orang-orang Bugis dan orang-orang Mandar. Pasukan-pasukan kerajaan Gowa ini disertai oleh sebuah armada yang terdiri dari kurang lebih 700 (tujuh ratus) buah perahu. Ada juga yang mengatakan 450 (empat ratus lima puluh) buah perahu. Armada dan pasukan-pasukan kerajaan Gowa ini berada di bawah pimpinan Karaeng Bontomarannu. Beliau dibantu oleh Sultan Bima dan Raja Luwu.

Jadi armada V.O.C. itu datang pada saat yang tepat sekali, terutama bagi Buton yang sudah genting sekali keadaannya. Andaikata armada Belanda dan pasukan-pasukan sekutunya itu datang seminggu atau beberapa minggu kemudian, maka besar sekali kemuungkinannya kerajaan Buton akan musnah atau jatuh ke tangan pasukan-pasukan kerajaan Gowa.

Dengan diam-diam Aru Palaka berhasil naik ke darat. Orang-orang Buton bertahan di dalam sebuah benteng yang tangguh dan sangat baik letaknya. Pintu-pintu benteng itu sudah ditutup rapat. Aru Palaka dapat masuk ke dalam benteng itu dengan melalui sebuah jalan dan pintu yang sangat dirahasiakan. Sesampainya di dalam benteng itu, maka Aru Palaka mengadakan pembicaraan dengan Sultan Buton. Dalam pembicaraan itu antara lain disepakati bahwa meriam-meriam Buton yang tidak sedikit jumlahnya akan serentak mengadakan tembakan yang gencar. Tembakan itu ditujukan ke arah armada kerajaan Gowa bersamaan waktunya dengan tembakan-tembakan meriam armada Belanda (V.O.C.) yang sudah mengurung armada kerajaan Gowa dari arah selatan. Jadi armada V.O.C. di bawah pimpinan Laksamana Speelman menutup rapat mulut Selat Buton di sebelah

170