Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/185

Halaman ini tervalidasi

selatan. Kemudian dengan diam-diam Aru Palaka dan kawan-kawan beliau mengadakan infiltrasi. Mereka mengadakan kampanye bisik-bisik di kalangan orang-orang Bugis yang turut armada Gowa yang sedang mengurung Buton itu.

Perlu kami jelaskan di sini bahwa di dalam armada kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Karaeng Bontomarannu ini terdapat beribu-ribu orang Bugis yang negerinya ditaklukkan oleh kerajaan Gowa. Mereka ini menganggap Aru Palaka sebagai seorang pahlawan yang akan membebaskan mereka dari kekuasaan kerajaan Gowa. Sebelumnya, ada tersiar berita bahwa Aru Palaka gugur di Sumatera sewaktu beliau membantu orang-orang Belanda di sana. Berita kembalinya Aru Palaka dan kawan-kawan beliau dari Batavia bersama pasukan-pasukan dan armada V.O.C. untuk menyerang dan menggempur kerajaan Gowa merupakan berita besar yang tidak disangka-sangka. Berita itu sangat menggembirakan orang-orang Bugis yang memang sudah lama menanti-nantikan Aru Palaka yang akan membebaskan mereka dari kekuasaan kerajaan Gowa. Setelah mendengar bahwa Aru Palaka berada di dalam armada V.O.C. itu, maka di kalangan orang-orang Bugis yang tidak sedikit jumlahnya itu terjadi kegoncangan. Bahkan juga di kalangan orang-orang Mandar yang turut di dalam armada Gowa itu terjadi kegoncangan. Tentu saja hal ini menimbulkan panik dan kekacauan yang luar biasa di dalam armada dan pasukan-pasukan kerajaan Gowa. Mereka sesungguhnya sudah mengurung rapat benteng kerajaan Buton. Karena orang-orang Bugis yang turut dalam pengepungan benteng kerajaan Buton itu tidak sedikit jumlahnya, maka panik dan kekacauan yang ditimbulkannya mernberikan effect dan pukulan psikhologis yang sangat merugikan armada dan pasukan-pasukan kerajaan Gowa. Jumlah orang-orang Bugis ada kurang lebih 5000 (lima ribu) orang. Ditambah lagi dengan kegoncangan orang-orang Mandar yang merasa tidak berkewajiban untuk membela panji-panji kerajaan Gowa. Armada Gowa yang dahsyat itu betul-betul kacau-balau keadaannya.

Demikianlah pada tanggal 1 Januari 1667 terjadi pertempuran laut yang seru. Selat Buton yang biasanya tenang dan sepi di pagi hari, kini tiba-tiba riuh dan ramai oleh dentuman meriam dan desingan peluru. Meriam-meriam besar armada V.O.C. yang


171