Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/187

Halaman ini tervalidasi

Bugis yang tidak sedikit jumlahnya itu segera menarik diri. Bahkan mereka berbalik dan menghantam pasukan-pasukan kerajaan Gowa dari dalam. Demikian pula pasukan orang-orang Mandar yang cukup banyak jumlahnya. Mereka tidak ada nafsu untuk berperang. Mereka merasa bukan kewajiban mereka untuk membela panji-panji kerajaan Gowa. Inilah sebab utama dari pada kekalahan dan kehancuran armada kerajaan Gowa yang tadinya tampak dahsyat dan sangat meyakinkan itu.

Ada suatu pelajaran yang sangat berharga yang dapat kita petik dari peristiwa ini. Suatu kekuatan yang bagaimanapun dahsyatnya, namun jikalau ia tidak terdiri dari suatu kekuatan yang kompak dan homogeen, apalagi jikalau semangat yang mendukung kekuatan itu sangat lapuk, maka kekuatan itu tidak dapat diandalkan.

Sisa armada Gowa yang tidak mau menyerah dan tidak jatuh ke tangan orang-orang Belanda atau sekutu-sekutunya lari menuju ke arah utara. Pintu atau mulut bagian selatan Selat Buton dikurung rapat oleh kapal-kapal perang Belanda yang lebih besar dan lebih unggul persenjataan meriam-meriamnya.

Berbaliknya orang-orang Bugis memberi effect psikologis yang sangat merugikan kepada pasukan-pasukan kerajaan Gowa. Oleh karena itu maka armada dan pasukan-pasukan kerajaan Gowa itu lumpuh, kacau-balau dan tidak dapat memberi perlawanan sebagaimana mestinya. Perlawanan pasukan-pasukan dan armada Gowa yang dipimpin oleh Karaeng Bontomarannu terpaksa dapat dipatahkan dalam waktu yang tidak begitu lama. Beribu-ribu orang tertawan, di antaranya terdapat Karaeng Bontomarannu sendiri, Sultan Bima, Datu Luwu, dua orang raja atau bangsawan dari Mandar, putera sulung dan dua orang saudara Karaeng Bontomarannu.

Karaeng Bontomarannu inilah kelak yang bersama Karaeng Galesong bergabung dengan Trunojoyo meneruskan perlawanannya yang gigih terhadap kekuasaan Belanda (V.O.C.) di pulau Jawa. Ada sementara orang yang menyatakan bahwa Karaeng Bontomarannu dan Karaeng Galesong bukanlah orang lain akan tetapi satu orang juga. Mungkin Karaeng Bontomarannu berganti nama menjadi Karaeng Galesong. Hal ini belum diketahui dengan pasti.


173