Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/192

Halaman ini tervalidasi

nolongnya. Saat dan kesempatan ini dipergunakan pula oleh Laksamana Speelman dengan sebaik-baiknva. Di Buton diadakan pesta kemenangan yang sangat meriah oleh Belanda (V.O.C.) dan sekutu-sekutunya.

Setelah kurang lebih sebulan berada di Buton, maka pada tanggal 31 Januari 1667 diadakanlah perjanjian persekutuan antara V.O.C. dan Sultan Buton. Dalam perjanjian itu antara lain ditetapkan bahwa Sultan Buton harus membasmi pohon-pohon cengkeh dan pala di Buton, terutama di pulau Kaidupa dan pulau Wangi-Wangi. Sultan Buton diminta oleh V.O.C. untuk mengawasi pemusnahan pohon rempah-rempah itu dan menjaga agar tidak diadakan penanaman pohon-pohon yang baru. Sebagai gantinya V.O.C. akan memberikan uang tahunan (jaargeld) sebesar seratus ringgit kepada Sultan Buton. Dengan ini jelas pula betapa serakahnya orang-orang Belanda (V.O.C.). Mereka hanya mengingat kepentingan dirinya sendiri saja. Mereka tidak mau mempedulikan kepentingan dan nasib rakyat Buton. Sedikit banyak rakyat Buton turut membantu V.O.C. mencapai kemenangan yang gilang-gemilang di Selat Buton.

Sebuah perahu dan 80 (delapan puluh) orang serdadu Belanda ditinggalkan dan ditempatkan di Buton. Pasukan-pasukan Belanda ini dipimpin oleh Letnan Jan van Haarlem. Kemudian Aru Palaka diminta oleh Speelman agar memerintahkan pengikut-pengikut beliau menuju ke Bone. Mereka diminta menyiapkan perlawanan umum pada saat armada V.O.C. kembali dari kepulauan Maluku. Dalam bulan Mei 1667 Aru Palaka mengirimkan Arung Bila dan Aru Kaju dengan kurang lebih 2000 (dua ribu) orang ke daratan Sulawesi Selatan. Mereka diminta agar mengajak orang-orang Bugis yang ditaklukkan oleh kerajaan Gowa, bangkit mengadakan perlawanan umum. Akan tetapi pasukan-pasukan ini dapat dihalau oleh pasukan-pasukan Gowa. Arung Bila dan Aru Kaju lari ke daerah Luwu. Dari Buton, sesuai dengan instruksi yang diterimanya, Laksamana Speelman menuju ke Maluku. Speelman bermaksud terutama untuk mencari dan mengumpulkan balabantuan guna menyerang keraiaan Gowa. Nasib Speelman sedang baik. Dewi Fortuna sedang mengiringi Speelman. Pada waktu itu Sultan Mandarsyah dari Ternate dan Sultan Saifudin dari Tidore sedang bermusuhan. Setiap pertengkaran atau pennusuhan antara kita sama kita selalu menguntungkan pihak Belanda. Keadaan yang demikian selalu dipergunakan

178