Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/193

Halaman ini tervalidasi

dengan sebaik-baiknya oleh Belanda. Belanda sangat pandai dan mahir sekali mempergunakan senjata "divide et impera" atau pecah belah dan jajahlah. Belanda selalu pandai mengambil keuntungan yang sebanyak-banyaknya dari setiap perselisihan atau pennusuhan di antara kita sama kita. Sebagai "kawan yang baik" Belanda sering mendamaikan pihak-pihak yang bermusuhan itu. Sebagai rasa dan tanda terima kasih atas "kebaikan hati" itu, Belanda pasti dan selalu mendapat apa-apa atau hadiah. Demikian pula dalam permusuhan antara Sultan Mandarsyah dari Temate dan Sultan Saifudin dari Tidore ini. Kebetulan pada saat itu orang-orang Belanda baru saja mencapai kemenangan atas orang-orang lnggeris di daerah itu setelah mengadakan pertempuran laut empat hari lamanya. Pada tangal 28 Maret 1667 Laksamana Speelman mengadakan pesta kemenangan yang meriah. Kedua orang Sultan yang bermusuhan itu diundang pula ke pesta kemenangan Speelman itu. Dengan mahirnya Speelman berhasil mendamaikan Sultan Mandarsyah dan Sultan Saifudin. Akan tetapi, setelah pesta yang meriah dan "penuh persahabatan" itu selesai, Belanda (V.O.C.) berhasil membujuk dan mengadakan perjanjian persahabatan dengan Sultan Saifudin dari Tidore. Perjanjian ini dibuat pada tangal 29 Maret 1667. Kemudian pada tanggal 30 Maret 1667 Speelman berhasil pula membujuk dan mengadakan perjanjian yang baru dengan Sultan Mandarsyah dari Ternate. Di dalam perjanjian itu antara lain disebutkan, bahwa:

1) Sultan Ternate dan Sultan Tidore mengakui V.O.C. (Belanda) sebagai pelindungnya.

2) Belanda (V.O.C.) memperoleh hak monopoli perdagangan di wilayah kekuasaan kedua orang Sultan itu.

3) Selanjutnya kedua orang Sultan itu menyetujui bahwa jikalau mereka wafat, tidak akan ditunjuk pengganti pengganti mereka tanpa persetujuan V.O.C. (Belanda).

Dengan ini jelaslah lagi betapa mahirnya Belanda(V.O.C.) mempergunakan dengan baik kesempatan yang sangat menguntungkan bagi mereka. Belanda (V.O.C.) selalu pandai mengambil keuntungan yang sebanyak-banyaknya pada setiap ada perpecahan atau permusuhan di antara kita sama kita. Hal ini harus dicamkan baik-baik oleh bangsa Indonesia: SETIAP PERPECAHAN ATAU PERMUSUHAN ANTARA KITA PASTI DAN SELALU MENGUNTUNGKAN KAUM PENJAJAH.


179