Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/196

Halaman ini tervalidasi

Sultan Buton Speelman mendapat bantuan pasukan dan perahu-perahu serta bahan-bahan makanan. Hal ini tidak sedikit artinya bagi operasi yang akan dijalankan oleh Speelman terhadap induk kekuatan dan pusat kekuasaan kerajaan Gowa di Sombaopu.

Sementara Speelman menuju ke Buton dan Maluku, orang-orang Makasar di bawah pimpinan Sultan Hasanudin tidak tinggal diam. Sultan Hasanudin berusaha keras memperkuat pertahanan kerajaannya. Di sepanjang pantai antara Ujung Pandang dan Bantaeng didirikan kubu-kubu pertahanan. Maksudnya untuk mencegah kemungkinan pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya mengadakan pendaratan.

Bantaeng yang sudah pernah dimusnahkan oleh pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya diperkuat lagi dengan pasukan Gowa sejumlah kurang lebih 5000 (lima ribu) orang. Pasukan-pasukan Gowa yang membela Bantaeng ini dipimpin oleh adik Sultan Hasanudin sendiri yang bernama I. Atatojeng Kare Tulolo Karaeng Bonto Majannang. Benteng Ujung Pandang dipertahankan oleh pasukan-pasukan kerajaan Gowa di bawah pimpinan Karaeng Bonto Sunggu. Benteng Pannakukang yang pada tahun 1660 pernah direbut dan diduduki oleh Belanda (V.O.C.) dipertahankan oleh pasukan-pasukan kerajaan Gowa di bawah pimpinan Karaeng Popo. Benteng Sombaopu dipertahankan oleh pasukan-pasukan kerajaan Gowa yang dipimpin sendiri oleh Sultan Hasanudin dibantu oleh Karaeng Karunrung.

Untuk mencegah Aru Palaka menimbulkan pemberontakan dan perlawanan umum di Bone, maka dalam bulan Pebruari 1667 Sultan Hasanudin mengangkat bekas Raja Bone La Maddaremmeng sebagai "komisaris" kerajaan Gowa di Bone. Seperti diuraikan di depan tadi pada tahun 1644 La Maddaremmeng dikalahkan dan diangkut sebagai tawanan ke Gowa. Akan tetapi tindakan politik Sultan Hasanudin ini sudah terlambat. Rakyat Bone sudah mulai bergolak. Apalagi setelah mendengar Aru Palaka dan kawan-kawan beliau sudah kembali dari Batavia dan bersama-sama dengan orang-orang Belanda (V.O.C.) menyerang kerajaan Gowa. Mereka sudah mendengar pula tentang pemusnahan kota Bantaeng serta desa-desa di sekitarnya dan bahwa Aru Palaka beserta kawan-kawan beliau beberapa orang bangsawan Bugis turut di dalam pertempuran itu.

182