Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/197

Halaman ini tervalidasi

Pengaruh Aru Palaka atas rakyat Bone dan Soppeng makin hari makin bertambah besar. Apalagi setelah mendengar berita kehancuran total armada kerajaan Gowa yang dahsyat di Selat Buton.

Sultan Hasanudin berusaha mengadakan hubungan dengan kerajaan Banten yang menjadi pula musuh orang-orang Belanda (V.O.C.) yang sangat berbahaya.

Sebelum Speelman menuju ke daratan Sulawesi Selatan, pimpinan V.O.C. di Batavia di dalam suratnya yang bertanggal 19 April 1667 dengan tegas berpesan agar Speelman jangan sampai mendaratkan pasukan-pasukan yang terdiri dari orang-orang Belanda. Dari sini dapat kita melihat dengan jelas betapa curangnya V.O.C. Dalam surat itu dengan jelas diminta atau diharapkan agar orang-orang Bugis saja yang bertempur di daratan melawan orang-orang Makasar. Jadi armada dan tentara Belanda yang ikut dipergunakan hanya untuk menakut-nakuti orang-orang Makasar seolah-olah mereka akan mendarat. Dengan demikian mereka mengharapkan orang-orang Makasar akan ketakutan dan menyerah.

Di dalam surat pimpinan V.O.C. itu diperintahkan agar Speelman sedapat mungkin jangan mengorbankan jiwa orang-orang Belanda. Di sinilah tampak dengan jelas kelicikan dan kelihaian orang-orang Belanda (V.O.C.). Mereka hanya pandai mengadu-domba orang-orang Indonesia untuk kemudian berlagak dan bertindak sebagai pahlawan yang gagah-berani. Hal ini perlu dicamkan baik-baik oleh bangsa Indonesia.

Pada tanggal 26 Juli 1667 berangkatlah armada V.O.C. di bawah pimpinan Laksamana Speelman dan sekutu-kutunya menuju ke Jazirah Barat Daya Sulawesi. Sekutu-kutu V.O.C. terdiri dari orang-orang Bugis, Buton, Ternate dan Ambon/Maluku. Perahu-perahu orang-orang Bugis di bawah pimpinan Aru Palaka berangkat lebih dahulu sebagai pasukan pengintai dan pelopor. Kemudian baru menyusul kapal-kapal Belanda yang dipimpin oleh Speelman dan perahu-perahu yang lainnya. Sultan Ternate masih harus tinggal di Buton. Baginda masih menunggu perahu-perahu dan pasukan-pasukan Ternate dari kepulauan Sula. Pada waktu Speelman tiba dengan armadanya di pantai Sulawesi Selatan ia agak gelisah. Ia tidak menjumpai perahu-perahu Bugis yang dipimpin oleh Aru Palaka.

183