Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/200

Halaman ini tervalidasi

yang sudah berhasil dikumpulkan kembali, maka Aru Palaka dan Kapten Poleman memutuskan untuk menempuh jalan darat. Mereka menyerang lagi pasukan-pasukan Gowa di Panju. Kali ini Aru Palaka dan Kapten Poleman berhasil merebut Panju setelah terlebih dahulu terjadi pertempuran yang seru. Setelah membakar desa-desa yang dilaluinya, akhirnya sampai jugalah Aru Palaka dan Kapten Poleman ke tempat yang dituju, yakni Bantaeng.

Pada tanggal 7 Juli 1667 Speelman menyerang kota Bantaeng. Kota ini dipertahankan dengan gagah-berani oleh pasukan-pasukan kerajaan Gowa yang berjumlah kurang lebih 5000 (lima ribu) orang. Pasukan pasukan kerajaan Gowa ini dipimpin sendiri oleh adik Sultan Hasanudin yang bernama I. Atatojeng Kare Tulolo Karaeng Bonto Majannang. Beliau ini dibantu oleh Karaeng Bontonompo, Karaeng Laiya dan Karaeng Bangkala. Setelah terjadl pertempuran yang sengit, akhirnya pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya berhasil merebut kota Bantaeng untuk kedua kalinya. Kota Bantaeng dimusnahkan lagi oleh pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya.

Pada tanggal 10 Juli 1667 Speelman meninggalkan kota Bantaeng menuju ke Sombaopu. Benteng ini menjadi sasaran dan tujuan utama dari pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya. Pada tanggal 11 Juli 1667 Speelman singgah dan mendarat di Jeneponto. Di sini, setelah mendapat perlawanan yang sengit, pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya membakar lumbung-lumbung padi persediaan makanan pasukan-pasukan kerajaan Gowa. Pada tanggal 12 Juli 1667 Speelman meninggalkan Jeneponto menuju ke Sombaopu. Pada tangal 13 Juli 1667 armada V.O.C. yang dipirnpin oleh Speelman tiba di perairan Sombaopu. Sewaktu tiba di pelabuhan Sombaopu, Belanda (V.O.C.) mengajukan lagi tuntutan-tuntutan yang dulu. Kerajaan Gowa diminta membayar segala kerugian yang diderita oleh orang-orang Belanda akibat pembunuhan dan perampasan yang dilakukan oleh orang-orang Gowa (orang-orang Makasar) atas kapal-kapal Belanda yang kandas di perairan kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa diminta menyerahkan semua pembunuh orang-orang Belanda kepada Speelman. Tuntutan-tuntutan itu ditolak mentah-mentah oleh Sultan Hasanudin. Namun karena tidak mau menodai perbuatan-perbuatan rakyatnya yang membenci


186