Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/204

Halaman ini tervalidasi

dari bermacam-macam kaliber atau ukuran. Di dalam buku atau karangan Dr. K.G. Grucq yang berjudul "De Geschiedenis van het heilige kanon van Makasar" (= Sejarah meriam keramat orang-orang Makasar) dapat kita baca antara lain sebagai berikut (Setelah diterjemahkan dengan bebas): "Kemudian armada (yakni yang dipimpin oleh Van Dam pada tahun 1660, penulis) mendekati Sombaopu yang dipertahankan oleh tiga buah benteng yang diperkuat yakni Panakoke (maksudnya Pannakukang), Sambopu (maksudnya Sombaopu) dan Ujung Pandang. Benteng-benteng itu dipersenjatai dengan 130 (seratus tiga puluh) meriam. Benteng Sombaopu berbentuk persegi empat. Dinding atau front sebelah barat (yakni sebelah atau arah laut/Selat Makasar) dan dinding sebelah utara sangat diperkuat. Dinding sebelah selatan dan sebelah timur tidak begitu diperkuat. Di dinding sebelah barat (arah Selat Makasar) terdapat Baluwara-Barat-Daya, Baluwara-Tengah dan Baluwara-Barat-Laut yang juga sering disebut Baluwara-Agung (Groot Bolwerk). Di Baluwara Agung inilah ditempatkan sebuah meriam yang amat dahsyat yang disebut "MERIAM ANAK MAKASAR".

Jadi Benteng Sombaopu menjadi tempat kediaman Sultan Hasanudin. Benteng ini berbangun persegi empat dan menjadi benteng kebanggaan kerajaan Gowa. Benteng Sombaopu adalah benteng yang terbesar, terkuat dan tertangguh di antara benteng-benteng kerajaan Gowa yang sudah kami sebutkan tadi. Terutama bagian barat dan bagian utaranya, yakni arah dari mana musuh diharapkan dan diperkirakan datang menyerang, diperkuat dan dipersenjatai dengan hebat. Dinding bagian selatan dan bagian timur benteng itu tidak begitu diperkuat. Hal ini disebabkan karena diperkirakan musuh tidak akan menyerang Benteng Sombaopu dari arah selatan atau dari arah timur. Di sebelah selatan dan disebelah timur benteng Sombaopu sampai bermil-mil jauhnya adalah daerah inti kerajaan Gowa. Jadi menurut perhitungan sangat mustahil dan tidak mungkin jikalau musuh berani menyerang Sombaopu dari arah selatan dan timur. Mereka pasti akan mendapat perlawanan yang gigih dan harus melewati bangkai-bangkai rakyat Gowa yang tidak akan menyerah begitu saja. Mereka pasti akan melewati tumpukan mayat pahlawan-pahlawan Gowa yang akan membela setiap jengkal bumi tanah-airnya sampai tetesan darah yang penghabisan.


190