Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/209

Halaman ini tervalidasi

banyak. Yang kurang hanya bedil atau senapan, peluru dan mesiu. Aru Palaka minta diberi bantuan cukup 200 (dua ratus) orang pasukan-pasukan Belanda ditambah dengan beberapa pucuk meriam. (Pasukan-pasukan Belanda umumnya dapat menembak dan masing-masing diperlengkapi dengan bedil atau senapan. Dengan bantuan itu Aru Palaka sanggup mengalahkan pasukan-pasukan kerajaan Gowa di daerah itu. Mereka sanggup pula merebut dan membersihkan sempitan Laiya di pegunungan Turatea yang dipertahankan oleh pasukan-pasukan Karaeng Lengkese.

Akan tetapi Speelman tidak berani mengambil risiko. Speelman tidak berani mengirimkan sekian banyaknya pasukan-pasukan Belanda jauh ke daerah Sulawesi Selatan. Hal ini tidak hanya menyalahi instruksi yang diterimanya, akan tetapi dapat pula menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan sama sekali. Orang-orang Makasar yang fanatik, mungkin dapat ibarat api disirami bensin menyala dan berkobar semangat tempurnya jikalau mereka tahu bahwa yang mereka hadapi itu adalah orang-orang Belanda yang memang mereka benci dan musuhi. Speelman dan staf serta pembantu-pembantunya tidak berani mengambil risiko ini. Oleh karena itu maka Speelman dan staf serta para pembantunya memutuskan untuk merebut Galesong dan membangun sebuah pertahanan di sana. Dengan demikian maka Karaeng Lengkese dan pasukan-pasukannya dapat dipancing dan dipikat ke daerah Galesong.

Dengan ini dapat kita lihat dengan jelas betapa liciknya Belanda. Mereka tidak berani mempergunakan apalagi mengorbankan atau menjadikan umpan pasukan-pasukan Belanda untuk berhadapan langsung dengan orang-orang Makasar di daratan Sulawesi Selatan. Yang disuruh bertempur dan berlaga ialah terutama orang-orang Bugis di bawah pimpinan Aru Palaka. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh Belanda dalam peperangannya melawan Sultan Hasanudin saja, akan tetapi selalu dan di mana-mana saja di Indonesia. Bahkan pun di dalam "Perang Kemerdekaan" kita dari tahun 1945 sampai tahun 1950. Masih segar dalam ingatan kita, betapa pasukan-pasukan K.L. atau Koninklijk Leger yang terdiri dari orang-orang Belanda totok hanya disuruh menjaga kota-kota besar saja. Mereka diberi alat-alat yang serba lengkap, sedang pasukan-pasukan K.N.I.L.

195