Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/213

Halaman ini tervalidasi

tidak lain dari pada beban (maksudnya hanya merepotkan saja), namun keberangkatan baginda dapat memberi kesan yang salah kepada musuh.”

Di sini tampak dengan jelas ketidak-jujuran orang-orang Belanda terhadap sekutu dan kawan-kawan seperjoangannya. Di satu pihak mereka mencela orang-orang Ternate sebagai beban yang merepotkan orang-orang Belanda (V.O.C.) saja. Namun di lain pihak mereka keberatan jikalau Sultan Mandarsyah pulang ke Ternate dan meninggalkan daerah pertempuran. Kepergian Sultan Mandarsyah dikuatirkan akan merugikan kepentingan orang-orang Belanda.

Pada halaman 160 buku yang kami sebutkan di atas, ada ditulis antara lain sebagai berikut: ”De Ternatanen bleven aandringen om te mogen vertrekken; hun koning had hete koortsen en was zeer be vreesd buiten zijn land te sterven. En de minderen waren zo bang voor de Makassaren ”dat haer het noemen van de naam can doen vervaren”. Toch werd hun vertrek tegengehouden, daar het voor de naar goed was, dat Ternate mee bleef strijden.”

Kalau diterjemahkan dengan bebas artinya kurang lebih. ”Orang-orang Ternate tetap mendesak agar diperbolehkan berangkat. Raja mereka demam keras dan takut sekali wafat jauh dari negerinya. Dan para bawahan begitu takut kepada orang-orang Makasar sehingga menyebut nama itu saja dapat menyebabkan mereka lari. Namun keberangkatan mereka dicegah juga, karena demi kebaikan nama sebaiknya Ternate tetap turut berjuang.”

Dengan ini makin jelaslah betapa curangnya orang-orang Belanda terhadap kawan-kawannya. Mereka mencap orang-orang Ternate penakut dan hanya merepotkan orang-orang Belanda saja. Namun mereka tetap juga menahan orang-orang Ternate dan mencegah jangan sampai mereka pulang ke negerinya, meskipun untuk mengantarkan Raja mereka yang sedang sakit keras. Jadi Belanda memang hanya pandai memecah-belah dan mahir mengadu-domba bangsa Indonesia. Hal ini hendaknya dicamkan baik-baik dan menjadi pelajaran yang berguna bagi bangsa Indonesia.

Demikianlah, berkat pengaruh Aru Palaka di kalangan orang-orang Bugis, maka Belanda (V .O.C.) dapat memperoleh bantuan pasukan-pasukan yang banyak jumlahnya. Pihak kerajaan

199