Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/214

Halaman ini tervalidasi

Gowa mengajukan pasukan-pasukan yang jumlahnya kurang lebih (dua puluh ribu) orang ke medan pertempuran. Mengingat keadaan pada abad ketujuhbelas di Sulawesi Selatan, maka dapatlah kita membayangkan betapa dahsyatnya pertempuran ini. Pasukan-pasukan yang berpuluh-puluh ribu banyaknya maju dan berperang di medan laga. Oleh Belanda sendiri diakui bahwa peperangan antara V.O.C. dan kerajaan Gowa adalah peperangan yang paling berat dan yang paling seru yang pernah dilakukan oleh V.O.C. di Indonesia. Kita dapat melihat dengan jelas bahwa tujuan pokok dari pada gerakan-gerakan dan serangan-serangan pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya adalah Benteng Sombaopu yang menjadi tempat kediaman Sultan Hasanudin. Dengan jelas dapat kita melihat bahwa kerajaan Gowa dengan Benteng Sombaopu sebagai sasaran utamanya diserang dari beberapa jurusan:

(1) Dari arah selatan melalui daratan menyerang pasukan-pasukan inti Aru Palaka yang dibantu oleh sepasukan Belanda di bawah pimpinan Kapten Poleman.

(2) Dari arah timur, juga melalui daratan, pasukan-pasukan kerajaan Gowa diserang oleh pasukan-pasukan bantuan Aru Palaka dari Bone dan Soppeng melalui Lamuru dan Camba. Pasukan-pasukan ini dipimpin oleh Aru Bila dan Aru Appanang.

(3) Dari arah utara, melalui daratan, pasukan-pasukan kerajaan Gowa harus menghadapi pasukan-pasukan bantuan Aru Palaka dari Nepo (Palanro), Soppengriaja (Mangkoso), Barru dan Tanete.

(4) Dari arah barat, dari arah laut pasukan-pasukan kerajaan Gowa diserang oleh pasukan-pasukan bantuan dari Buton, Maluku dan Ternate serta pasukan-pasukan inti Belanda yang dibantu oleh armada Belanda yang dipimpin sendiri oleh Laksamana Speelman.

Di sekitar Galesong terjadi pertempuran-pertempuran yang sengit. Orang-orang Makasar bertempur dengan gagah-berani. Setiap jengkal tanah Gowa dibayar dengan sangat mahal oleh pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya. Keadaan pasukan-pasukan Belanda mulai mengkhawatirkan. Oleh karena itu maka di dalam suratnya tanggal 6 Agustus 1667 dengan amat sangat Speelman minta bantuan berupa pasukan yang segar, mesiu dan peluru. Untung saja pasukan-pasukan Bugis yang


200