Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/221

Halaman ini tervalidasi

wa, setapak demi setapak dengan pengorbanan yang tidak ternilai harganya. Kalau kita mengingat bahwa Aru Palaka dan orang-orang Bugis berjoang didorong oleh cita-cita kemerdekaan ingin membebaskan dirinya dan kekuasaan kerajaan Gowa, maka tidaklah terlalu mengherankan kita jikalau mereka giat dan bertempur dengan gagah-berani. Seperti yang kita sudah ketahui, dalam perkembangan dan kemajuannya kerajaan Gowa telah menaklukkan kerajaan-kerajaan dan negeri-negeri di sekitarnya, termasuk kerajaan-kerajaan Bugis. Tegasnya, jikalau kita mempergunakan bahasa jaman sekarang ini, maka Aru Palaka dengan pasukan-pasukan Bugisnya berjoangan untuk kebebasan dan kemerdekaannya.

Lain halnya dengan pasukan-pasukan Belanda (V.O.C.) yang dipimpin oleh Laksamana Speelman. Mereka berperang dengan maksud dan tujuan yang lain. Tujuan mereka bahkan sangat berbeda dan sangat bertentangan dengan tujuan perjoangan Aru Palaka dan pasukan-pasukan Bugisnya. Jadi meskipun kedua bangsa itu berteman dalam memerangi kerajaan Gowa namun maksud dan tujuan serta dasar perjoangan mereka berbeda. Seperti bumi dan langit! Aru Palaka dan pasukan-pasukan Bugisnya berjoang dengan semangat kemerdekaan yang menyala-nyala di dada, sedang pasukan Belanda (V.O.C.) yang dipimpin oleh Speelman berjoang dengan tujuan yang penuh angkara murka. Mereka berjoang justeru untuk menegakkan penjajahan. Jadi dengan jelas dapat kita melihat, bahwa sungguhpun Aru Palaka dan pasukan-pasukan Bugisnya berteman dengan Speelman dan pasukan-pasukan Belanda (V.O.C.) namun semangat dan maksud tujuan perjoangan mereka berbeda, sangat berbeda. Bagaikan siang dan malam. Yang satu berjoang untuk kemerdekaan dan kebebasannya, sedang yang lain berjoang untuk menancapkan kekuasaan penjajahannya.

Sejarah selanjutnya di Sulawesi Selatan membuktikan bahwa kelak justeru orang-orang Bugis terutama orang-orang Bone menjadi musuh orang-orang Belanda, karena orang-orang Belanda hendak meluaskan sayap kekuasaan penjajahannya di Sulawesi Selatan. Setelah kerajaan Gowa jatuh, orang-orang Bugis, terutama orang-orang Bugis Bone lalu menjadi musuh orang-orang Belanda yang utama dan yang paling berbahaya. Seperti yang kita sama ketahui, tidak kurang dari empat kali Belanda terpaksa harus mengirimkan pasukan-pasukan ekspedisinya yang kuat ke Sula-

207