Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/237

Halaman ini tervalidasi

pemimpin-pemimpin yang mau atau menunjukkan minat untuk berpihak kepada mereka. Hal ini terang merupakan suatu pelanggaran. Akan tetapi Belanda tidak peduli dan Belanda memang pandai memecah-belah rakyat Indonesia. Kemudian hal ini hendak dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh Belanda.

Pada tanggal 11 Nopember 1667, jadi seminggu sebelum "Perjanjian Bungaya" ditanda-tangani, Aru Kaju datang melaporkan bahwa Karaeng Laiya dan Karaeng Bangkala beserta pasukannya yang berjumlah kurang lebih 6000 (enam ribu) orang sedang menuju ke markas besar pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya. Kedatangan Karaeng Laiya dan Karaeng Bangkala dengan pasukan-pasukannya untuk bergabung dan berpihak kepada pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya ini mau dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh Speelman. Agar supaya peristiwa itu memberikan kesan yang dalam kepada orang-orang Makasar maka Speelman mempersiapkan suatu upacara penyambutan yang hebat. Kedua orang pemimpin yang bersedia bekerja sama dengan Belanda itu disongsong dan disambut oleh Speelman sendiri dengan para pembesar Belanda dan sekutu-sekutunya. Di antara yang menyambut terdapat antara lain Speelman, Aru Palaka, Kapten Joncker, Sultan Mandarsyah dari Ternate dari yang lain-lainnya.

Para pembesar ini diiringi oleh pasukan pengawal dan satu kompi pasukan-pasukan Belanda. Kemudian iring-iringan itu menuju ke Markas Besar pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya Kemudian pasukan-pasukan Belanda menembakkan salvo dengan bedilnya. Lalu diadakan tembakan-tembakan meriam. Tiap kapal melepaskan tiga tembakan dengan meriam-meriamnya. " S A N D I W A R A " atau show ini memang dengan sengaja diperlihatkan oleh orang-orang Belanda. Maksudnya untuk memberikan kesan yang hebat dan rasa bangga kepada sekutu-sekutunya. Selain daripada itu juga untuk menanamkan suatu kesan yang hebat dan rasa kagum kepada orang-orang Makasar sebagai suatu provokasi atau cara intimidasi yang halus. Orang-orang Belanda ingin agar di dalam perundingan-perundingan yang akan diadakan, orang-orang Makasar banyak mengalah dan banyak memberi konsesi serta keuntungan keuntungan kepada Belanda. Inilah kepandaian dan kelihaian Belanda yang harus diperhatikan. Mereka selalu pandai mempergunakan setiap ke-


222