Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/262

Halaman ini tervalidasi

dan kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Sultan Hasanudin. Oleh karena itu maka Laksamana Speelman dengan dibantu oleh Dewannya menganjurkan agar pasukan-pasukan sekutu-sekutunya jangan dibubarkan dahulu. Speelman berusaha pula menahan seluruh armada Belanda (V.O.C) agar tetap berada di perairan Gowa sampai kurang lebih delapan bulan lamanya.

Demikianlah ketegangan itu berlangsung terus. Akhinya pada tanggal 12 April 1668 pecahlah untuk kesekian kalinya peperangan antara kerajaan Gowa dan Belanda. Jadi tidaklah benar jikalau Perjanjian Bungaya yang ditanda-tangani pada tanggal 18 Nopember 1667 mengakhiri peperangan antara V.O.C. dan kerajaan Gowa. Jadi tidaklah benar jikalau kerajaan Gowa dihancurkan dan ditundukkan oleh Speelman atau V.O.C. pada tanggal 18 Nopember 1667. Jadi tidaklah benar jikalau peperangan antara V.O.C. yang dipimpin oleh Speelman dan kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Sultan Hasanudin berakhir pada tanggal 18 Nopember 1667, karena pada tanggal 12 April 1668 peperangan antara Gowa dan V.O.C. pecah lagi. Bahkan peperangan yang pecah sesudah Perjanjian Bungaya ditanda-tangani itu lebih seru dan lebih dahsyat lagi. Peperangan inilah yang dalam bab ini akan kami uraikan dengan judul "PERTEMPURAN SERU MEMPEREBUTKAN BENTENG SOMBAOPU".

Jadi pada tanggal 12 April 1668 peperangan dimulai lagi. Pada hari itu beberapa orang karaeng atau pemimpin pasukan-pasukan kerajaan Gowa keluar dari Benteng Sombaopu. Mereka menyusun serta menempatkan dalam keadaan siap tempur pasukan-pasukannya di medan terbuka antara ibukota kerajaan Gowa itu dan Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang yang diduduki dan ditempati oleh pasukan-pasukan Belanda. Pasukan-pasukan kerajaan Gowa memancangkan panji-panji perangnya, sehingga dapat dilihat dengan jelas oleh pasukan-pasukan Belanda (V.O.C.) dari Benteng Ujung Pandang atau Fort Rotterdam. Hal ini adalah pertanda dimulainya lagi peperangan antara orang-orang Belanda (V.O.C.) dan kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Sultan Hasanudin. Serangan pertama yang dilancarkan oleh pasukan-pasukan kerajaan Gowa dari Benteng Sombaopu terhadap pertahanan orang-orang Belanda cukup dahsyat, sehingga di kedua belah pihak jatuh korban yang tidak sedikit jumlahnya. Di pihak orang-orang Belanda sendiri turut tewas antara lain seorang kapitein-luitenant yang bernama

246