Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/264

Halaman ini tervalidasi

lekas pulang dan segera meninggalkan medan pertempuran yang sangat menyiksa hidup mereka. Perasaan senang dan lega itu belum seberapa lama dinikmati oleh mereka. Kini pertempuran-pertempuran yang sangat mengerikan sudah dimulai lagi. Hal ini menambah buruknya keadaan kesehatan orang-orang Belanda yang memang belum pulih itu. Setiap hari ada saja orang-orang Belanda yang mati terutama karena sakit. Bahkan adakalanya sampai tujuh atau delapan orang yang terpaksa harus dikuburkan dalam satu hari. Speelman sendiri jatuh sakit, sehingga beliau harus istirahat dan meninggalkan Ujung Pandang untuk sementara waktu. Speelman terpaksa harus istirahat sebulan lamanya. Selama itu pimpinan diserahkan untuk sementara waktu kepada Danckert van der Straten.

Setelah kurang lebih sebulan lamanya istirahat, barulah Speelman kembali lagi memegang pimpinan. Namun keadaan kesehatan orang-orang Belanda masih sangat menyedihkan. Lima orang dokter bedah (opperchirurgijns) yang meninggal dunia. Dari 40 (empat puluh) orang pasukan bantuan yang datang dari Batavia dua bulan yang lalu hanya delapan orang yang dapat berdiri. Yang lainnya sakit dan bahkan lima orang mati. Di dalam satu bulan, yakni bulan Maret yang lalu ada 139 (seratus tiga puluh sembilan) orang yang mati karena sakit di daratan, sedang di kapal-kapal "hanya" ada 52 (lima puluh dua) orang yang menemui ajalnya.

Tegasnya, keadaan pasukan-pasukan Belanda (V.O.C.) sungguh sangat menyedihkan. Sayang sekali hal ini kurang diketahui dan kurang diselidiki untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh pasukan-pasukan kerajaan Gowa dengan mengadakan psywar atau perang urat syaraf yang seharusnya dibarengi dengan mengadakan tekanan-tekanan berupa serangan-serangan serta gempuran-gempuran yang bertubi-tubi. Andaikata kerajaan Gowa mempunyai dan mempergunakan pasukan intel yang baik serta dapat mengadakan psy-war atau perang urat syaraf yang tepat, maka kerajaan Gowa dapat menekan orang-orang Belanda (V.O.C.) yang sangat gawat keadaannya. Inilah kekurangan besar yang tidak begitu diperhatikan oleh orang-orang Indonesia pada masa lampau. Mudah-mudahan hal ini merupakan pula suatu pelajaran yang diberikan oleh sejarah kepada kita bangsa Indonesia.

248