Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/272

Halaman ini tervalidasi

rajaannya dengan gagah-berani. Dengan demikian mereka mengharapkan pula agar Sultan Hasanudin dapat dipaksa untuk tunduk kepada kehendak orang-orang Belanda (V.O.C.). Hasilnya memang ada juga. Banyak orang-orang Melayu dan perantau-perantau lainnya mulai meninggalkan benteng dan kota Sombaopu untuk kemudian pergi ke Kalimantan atau ke pulau-pulau di Nusa Tenggara. Banyak pula orang-orang dan peranakan Portugis yang lari. Mereka menyeberang ke pihak Belanda dan sekutu-sekutunya. Oleh Speelman mereka dikirim ke Gresik, yakni sejumlah 70 (tujuh puluh) orang dan ke Timor kurang lebih 80 (delapan puluh) orang. Namun orang-orang Gowa tetap mempertahankan ibu-negeri dan benteng kebanggaan mereka dengan gagah-berani. Orang-orang Belanda sampai sukar dapat mengerti untuk apa dan mengapa orang-orang Gowa yang dipimpin oleh Sultan Hasanudin itu begitu nekad. Mereka tetap mempertahankan ibu-negerinya yang sudah terkurung rapat dan dihujani peluru meriam itu. Mereka betul-betul seperti orang gila.

Pada awal bulan Mei 1669 orang-orang Gowa mendapat balabantuan kurang lebih dua sampai tiga ribu orang dari Wajo dan Cenrana. Pada malam tanggal 12 menjelang 13 Mei 1669 pasukan-pasukan Gowa dengan beberapa buah perahu berusaha menyerang kapal-kapal Belanda. Akan tetapi usaha mereka ini gagal dan dapat dipukul mundur oleh pasukan-pasukan Belanda. Sementara itu Speelman memerintahkan untuk terus menggali parit. Pada awal bulan Juni 1669 pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya sudah sampai ke dekat dinding Benteng Sombaopu.

Kemudian oleh Speelman dan Dewan Perangnya diputuskan untuk mengadakan serangan umum terhadap Benteng Sombaopu. Dengan meledakkan ranjau, Belanda dan sekutu-sekutunya berhasil membobolkan dinding Benteng Sombaopu selebar lima roede (baca rude). Satu roede sama dengan kita-kira 3,75 meter. Maka pertempuran sengitpun terjadilah tidak hanya pada hari tanggal 15 Juni 1669 itu saja, akan tetapi juga pada malam harinya semalam suntuk dengan tiada henti-hentinya. Pertempuran yang berlangsung terus sampai 24 jam terus menerus itu sungguh suatu pertempuran berdarah yang sangat mengerikan. Orang-orang Belanda telah menembakkan tidak kurang dari 30.000 (tiga puluh ribu) peluru. Orang-orang Gowa bertempur

255