Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/274

Halaman ini tervalidasi

seorang terjadilah. Setiap jengkal tanah dalam benteng itu dibayar dengan mahal sekali oleh pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya.

Setelah bertempur terus-menerus sejak tanggal 15 Juni 1669 sampai dengan tanggal 17 Juni 1669, barulah pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya berhasil merebut dan menduduki sebagian dari bagian depan Benteng Sombaopu. Di dalam pertempuran itu Belanda mengalami kerugian tidak kurang dari 50 (lima puluh) orang yang tewas dan 68 (enam puluh delapan) orang yang luka-luka. Pada hari-hari berikutnya pertempuran-pertempuran dilanjutkan dengan tidak berkurang serunya. Orang-orang Gowa betul-betul mempertahankan setiap jengkal tanah di dalam benteng kebanggaannya dengan gagah berani.

Pada tanggal 19 Juni 1669 pasukan-pasukan Belanda (V.O.C.) yang dibantu oleh pasukan-pasukan Bugis yang dipimpin sendiri oleh Aru Palaka dan pasukan-pasukan Ambon di bawah pimpinan Kapten Joncker dari Manipa berhasil menancapkan panji-panji mereka di tembok Benteng Sombaopu yang dua belas kaki tebalnya (1 kaki = kira-kira 0,3 meter). Namun ternyata bahwa pertempuran-pertempuran itu barulah merupakan permulaan atau awal dari pada pertempuran berdarah dan terakhir dalam memperebutkan Benteng Sombaopu. Di dalam benteng yang tangguh itu masih terdapat banyak sekali rumah-rumah yang diperkuat dan juga dinding-dinding pertahanan dari mana orang-orang Gowa yang bertahan dengan mati-matian menembaki musuhnya dengan bedil, bahkan dengan meriam. Semuanya ini harus direbut satu demi satu melalui pertempuran-pertempuran yang sengit, karena orang-orang Gowa bertempur dengan gagah berani dan pantang menyerah. Setelah mencapai pusat benteng, maka Speelman menyuruh membuat sebuah kubu pertahanan dan menyeret beberapa buah meriam. Dengan demikian pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya dapat menembaki istana Raja Gowa dan baluwara agung di mana meriam yang dahsyat "Anak Makasar" ditempatkan. Pertempuran sengit masih berlangsung beberapa hari lagi. Kemudian pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya berhasil membakar Istana Sultan Hasanudin dan baluwara agung. Pada waktu baluwara agung terbakar, tiba-tiba terdengarlah sebuah ledakan yang amat dahsyat. Kemudian ternyata bahwa ledakan itu disebabkan oleh karena

257