Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/275

Halaman ini tervalidasi

orang-orang Gowa tidak menghendaki dan tidak rela kalau meriam keramatnya "anak Makasar" jatuh ke tangan musuh. Mereka berhasil meledakkan meriam yang dahsyat itu.

Akhirnya setelah mengalami pertempuran sengit dan berdarah yang tidak ada banding-taranya di dalam sejarah peperangan V.O.C. di tanah-air kita, maka pada tanggal 24 Juni 1669 jatuhlah Benteng Sombaopu, benteng utama dan benteng tertangguh kerajaan Gowa, ke tangan pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya. Tidak kurang dari 272 (dua ratus tujuh puhuh dua pucuk meriam besar dan kecil yang jatuh ke tangan pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya. Di antaranya terdapat pula meriam keramat kerajaan Gowa yang terkenal dengan nama "Anak Makasar".

Jadi kurang lebih sembilan hari sejak "robeknya" dinding Benteng Sambaopu, yakni dari tanggal 15 Juni 1669 sampai dengan tanggal 24 Juni 1669, setelah mengalami pertempuran berdarah yang seru, barulah pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya berhasil merebut dan menduduki Benteng Sombaopu yang sangat tangguh itu. Betapa tangguhnya Benteng Sombaopu dapatlah kita baca dalam buku karangan Dr. F.W. Stapel yang berjudul "Cornelis Janszoon Speelman" terbitan 'sGravenhage – Martinus Nyhoff 1936 halaman 57 sebagai berikut: "Met eenige korte onderbrekingen zette Speelman de volgende dagen den strijd voort, en den 19 den slaagde men er in zijn admiraalswimpel en het vaandel der Amboneezen op den 12 voet dikken muur van het kasteel te plaatsen. Toen men daar eindelijk overheen was, bleek dit nog slechts een begin te zijn, daar zich binnen het kasteel tal van versterkte huizen en borstweringen bevonden, van waaruit met kanon en musket gevuurd werd. Stuk voor stuk moesten deze. genomen worden." Terjemahan bebasnya kurang lebih adalah sebagai berikut: "Pada hari-hari berikutnya dengan terputus-putus sebentar saja Speelman meneruskan pertempuran. Pada tanggal 19 Juni 1669 pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya berhasil menancapkan panji kelaksamanaan Speelman dan panji pasukan-pasukan Ambon pada tembok benteng yang dua belas kaki tebalnya. Setelah bagian ini dilalui, ternyata bahwa hal itu baru hanya permulaannya saja, karena di dalam benteng itu masih terdapat banyak rumah-rumah yang diperkuat dan dinding-dinding pertahanan dari mana orang-orang Gowa

258