Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/277

Halaman ini tervalidasi

telah bertempur sebagai ayam-ayam jantan benua timur atau "de haantjes van het Oosten". Setiap jengkal tanah Gowa dibayar dengan mahal sekali oleh pasukan-pasukan Belanda (V.O.C.) dan sekutu-sekutunya. Pahlawan-pahlawan Gowa yang gugur dalam mempertahankan Benteng Sombaopu betul-betul gugur bagaikan ratna di bumi tanah-airnya yang suci. Mereka telah lama pergi dengan meninggalkan kepada kita anak cucunya di alam lndonesia Merdeka ini pesan pelaut yang berjiwa perkasa: "K U W A L L E Y A N G N G I   T A L L A N G A   N A T O W A L I A" artinya: "Saya memilih tenggelam dari pada kembali." Maksudnya: saya lebih baik (mati) tenggelam dari pada kembali.

Karena takut kalau kerajaan Gowa bangkit kembali dan agar supaya semangat perlawanan ayam jantan jangan sampai berkobar kembali di dada putera-putera Gowa yang perkasa, maka Belanda menghancurkan Benteng Sombaopu sampai rata dengan tanah. Sampai sekarang ini kecuali Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang, tidak ada satu bentengpun yang kita sebutkan tadi dalam rangkaian pertahanan kerajaan Gowa yang tidak dihancurkan dan diratakan dengan tanah oleh orang-orang Belanda.

Rupanya orang-orang Belanda takut kalau benteng-benteng yang mengenangkan kita kembali kepada jaman kejayaan kerajaan Gowa dapat membangkitkan semangat perlawanan terhadap kekuasaan Belanda. Demikianlah Benteng Sombaopu, benteng utama dan benteng kebanggaan kerajaan Gowa yang telah memberikan perlawanan yang gagah-perkasa, dihancurkan dan diratakan dengan tanah oleh Belanda (V.O.C.). Ibukota kerajaan Gowa pada jaman kejayaannya di masa yang lampau dengan Benteng Sombaopunya yang bersejarah pada waktu sekarang ini telah hilang dari pandangan mata. Daerah itu telah berubah keadaannya menjadi daerah pedesaan yang di selang-selingi oleh tanah sawah, ladang atau kebun. Bekas-bekas reruntuhan ibukota kerajaan Gowa dengan Benteng Sombaopu yang megah, yang pernah menjadi pusat kegiatan politik dan ekonomi/perdagangan dalam abad ketujuh belas di Indonesia bagian timur, kini tidak ada lagi. Bekas-bekas benteng kebanggaan Gowa itu tidak tampak dengan sekali pandang.

Jadi sebelum Benteng Sombaopu jatuh pada tanggal 24 Juni 1669, Benteng Sombaopu itulah yang menjadi tempat kediaman Raja Gowa bersama daerah di sekitarnya menjadi

260