Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/279

Halaman ini tervalidasi

Demikian pulalah halnya dengan Sombaopu, ibukota kerajaan Gowa pada abad keenam-belas dan abad ketujuh-belas. Kota Sombaopu dilindungi oleh sebuah tembok-lingkar (ringmuur) yang tebal yang lazim disebut "benteng" dengan segala alat persenjataannya berupa bedil dan meriam atau sebagainya. Di dalamnya terdapat istana yang menjadi tempat kediaman Raja Gowa dan rumah-rumah para keluarga Raja, para bangsawan dan pegawai-pegawai kerajaan.

Tentang keadaan ibukota kerajaan Gowa pada pertengahan abad ketujuh-belas yang dimuat di dalam "Corte Remonstrancie" dari seorang saudagar-kepala ( opperkoopman) yang bernama Hendrik tertanggal 24 September 1638, yakni kurang lebih 15 tahun sebelum Sultan Hasanudin menaiki takhta kerajaan Gewa pada tahun 1653, dapat ditentukan bahwa: Benteng Sombaopu itu letaknya di tepi pantai, di bawah garis 5° 4' Lintang Selatan dan merupakan benteng besar dengan tembok-lingkar yang dibuat dari pada batu bata dan batu karang. Tembok-lingkar yang menghadap ke laut mempunyai dua buah selekoh atau baluwara (bolwerk). Sisanya yang menghadap ke barat juga berselekoh akan tetapi tidak dipersenjatai dengan meriam. Raja dan para pembesar kerajaan bertempat tinggal di dalam benteng, di rumah-rumah yang didirikan di atas tiang-tiang besar dengan mempergunakan bahan-bahan dari pada papan kayu, beratapkan sirap atau atap daun nipah. Antara satu mil dari Sombaopu terdapat sebuah benteng di dekat pantai yang dinamakan "Oudioupanda" (maksudnya Ujung Pandang) yang dibuat dari pada batu bata dan batu karang. Kira-kira setengah mil dari Sombaopu arah ke selatan terdapat Benteng Grisse (maksudnya Benteng Garassi) dan Panakoeka (maksudnya Benteng Pannakukang).

Menurut penelitian kami jarak potong kompas antara Benteng Ujung Pandang dan Benteng Sombaopu ada kurang lebih 3 sampai 4 mil. Orang-orang Melayu yang bertempat tinggal di Sombaopu baik sekali hubungannya dengan orang-orang Makasar. Mereka mempunyai kedudukan yang baik dan terpandang di dalam masyarakat. Mereka tinggal di rumah-rumah yang didirikan di antara rumah-rumah orang Makasar. Orang-orang Inggeris dan orang-orang Denmark bertempat tinggal di sebelah utara Benteng Sombaopu di dalam rumah-rumah yang baik keadaannya.

262