Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/280

Halaman ini tervalidasi

Pelayaran dari Sombaopu yang terbanyak diadakan diadakan dalam bulan-bulan Desember, Januari dan Pebruari melalui Buton menuju Amboina (Maluku) dengan membawa barang-barang dagangan seperti: bahan-bahan pakaian, beras, porselin dan lain-lainnya. Perahu-perahu itu menetap di Amboina sampai bulan-bulan Juni, Juli, Agustus dan September untuk membeli dan mengangkut rempah-rempah dari Maluku.

Orang-orang Portugis juga bertempat tinggal di dekat Benteng Sombaopu, yakni di sebelah utaranya. Mereka diam di rumah-rumah yang dibuat dari pada bambu dan diperkenankan juga oleh Raja Gowa mempergunakan sebuah rumah untuk melakukan upacara agamanya (sacrifice). Di sebelah utara Benteng Sombaopu, Kompeni Belanda (V.O.C.) diizinkan pula untuk mendirikan kantor dagangnya. (Baca lebih lanjut: Dr. P.A. Tiele "Bouwstoffen voor de Geschiedenis der Nederlanders in de Maleischen Archipel deel 2 's Gravenhage, M. Nijhoff 1890 halaman 335-337).

Sungguhpun apa yang digambarkan oleh Hendrik Kerckringh itu masih harus diuji kebenarannya, namun dapatlah kiranya keterangan itu dipergunakan sebagai bahan dan ancer-ancer atau pegangan untuk menggambarkan keadaan ibukota kerajaan Gowa (Sombaopu) disekitar tahun 1638, yakni waktu yang tidak begitu jauh selisihnya dengan masa pemerintahan Sultan Hasanudin.

Dari keterangan Hendrik Kerckringh itu dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa Sombaopu selain menjadi ibukota kerajaan Gowa tempat Raja Gowa bersemayam, juga merupakan sebuah bandar yang besar dan ramai perniagaannya. Dari keterangan itu pula dapatlah diketahui bahwa Sombaopu kecuali didiami oleh orang-orang Makasar sendiri juga oleh suku-suku bangsa lainnya yang ada di Sulawesi Selatan dan Tenggara seperti orang-orang Bugis dari Wajo, dari Luwu' , dari Bone, dari Soppeng, orang-orang Mandar, orang-orang Toraja, orang-orang Buton dan lain-lainnya. Sombaopu juga didiami oleh orang-orang Melayu. Di dalam buku "Bingkisan Sejarah Gowa" yang disusun oleh Prof. Drs. G.J. Wolhoff dan Abdurrahim Penerbit Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan Tenggara ayat No. 73 halaman 28 dinyatakan bahwa Sombaopu juga didiami oleh orang-orang dari Pahang, dari Patani, dari Campa, dari Minangkabau dan dari Johor.

263