Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/287

Halaman ini tervalidasi

bersatu atau berada di dalam tangan satu kekuasaan, maka Aru Palaka Petta MalampeE Gemnie'na menjalankan suatu strategi politik jangka panjang yang justeru menuju ke arah mempersatukan tidak hanya kerajaan Bone dan kerajaan Gowa saja, akan tetapi juga kerajaan Luwu' dan kerajaan Soppeng serta kerajaan-kerajaan lainnya di Sulawesi Selatan. Berkat politik perkawinan yang dijalankan oleh Aru Palaka terhadap kemenakan dan penggantinya yang bemama La Patau, maka Aru Palaka berhasil melaksanakan strategi politiknya untuk membawa kerajaan-kerajaan besar di Sulawesi Selatan dalam satu keluarga seketurunan yang berpangkal atau berpokok pada kerajaan Bone. Hal inilah yang paling ditakuti oleh Belanda dan kemudian memang terbukti merupakan ancaman yang serius bagi politik penjajahan Belanda yang selalu berusaha memecah-belah bangsa Indonesia. Dari keturunan itulah kemudian lahir Raja-Raja Bone dan keturunannya yang paling gigih dan paling keras menentang kekuasaan penjajahan Belanda.

Seperti kita ketahui, Bone yang muncul menjadi kerajaan yang terpenting dan terkemuka di Sulawesi Selatan berkat usaha dan jasa Aru Palaka, kemudian menjadi musuh besar orang-orang Belanda dan tidak kurang dari empat kali mengalami peperangan dengan Belanda yang terkenal dengan nama "Bonische Expeditien", yakni:
1) Perang Bone atau Ekspedisi Bone yang pertama. Dalam perang Bone ini pasukan-pasukan Belanda dipimpin oleh Mayor Jenderal Van Geen. Pada waktu itu Bone diperintah oleh Ratu atau Raja (perempuan) Bone yang ke XXIV yang bergelar I. Maning Arung Data Matinrowe ri Kassi (memerintah dari 1821-1835).
2) Perang Bone atau Ekspedisi Bone yang kedua. Dalam Perang Bone yang kedua ini pasukan-pasukan Belanda dipimpin oleh Mayor Jenderal E.C.C. Steinmetz (berangkat dari pulau Jawa pada bulan Januari 1859).
3) Perang Bone atau Ekspedisi Bone yang ketiga. Dalam Ekspedisi Bone yang ketiga ini, yang berakhir dalam tahun 1860 pasukan-pasukan Belanda dipimpin oleh Letnan Jenderal Van Swieten. Pada Ekspedisi Bone yang kedua dan ketiga, Bone diperintah oleh Ratu atau Raja (perempuan) Bone yang ke XXVII I. Tenri


270