Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/290

Halaman ini tervalidasi

akan berhasil mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan yang kita sama-sama rindukan sebagai bangsa yang merdeka.

Demikianlah pada abad ketujuh-belas dan seterusnya Belanda selalu berusaha agar kerajaan Gowa jangan sampai bersatu dan berhubungan erat dengan kerajaan-kerajaan lainnya, terutama dengan kerajaan Bone. Persatuan antara kerajaan Gowa dan kerajaan Bone dapat mengancam kedudukan Belanda tidak hanya di Sulawesi Selatan saja, tetapi juga di seluruh wilayah Indonesia bagian timur.

Demikianlah kerajaan Gowa yang pada abad ketujuh-belas memegang hegemoni dan supremasi di daerah Sulawesi dan sekitarnya, bahkan di seluruh Indonesia bagian timur, tahu betul adanya kemungkinan timbul bahaya perlawanan atau serangan, baik dari dalam maupun dari luar, terutama dari pihak Belanda (V.O.C.) yang mempunyai niat-niat untuk menjajah. Jadi sejalan dengan makin berkembangnya kerajaan Gowa dalam abad ketujuh-belas, makin bertambah pula kemungkinan adanya perlawanan dan serangan-serangan terhadap kekuasaan kerajaan Gowa, baik dari dalam maupun dari luar. Kemungkinan terjadinya hal ini bertambah besar dengan kedatangan bangsa-bangsa barat yang mempunyai maksud-maksud yang serakah dan kolonialistis di tanah-air kita seperti bangsa-bangsa: Portugis, Sepanyol, Belanda dan Inggeris.

Oleh karena itu, maka kerajaan Gowa yang jaya dan megah merasa sangat perlu dan berkepentingan untuk memperkuat perbentengannya. Selain dari Benteng Sombaopu dibangunlah serangkaian benteng-benteng pertahanan yang terkenal di dalam sejarah perlawanan rakyat Gowa terhadap penjajahan Belanda. Adapun rangkaian perbentengan yang dalam arti strategis militer merupakan suatu kesatuan pertahanan yang tangguh bagaikan dinding baja yang kuat kokoh terhadap serangan-serangan terutama serangan-serangan musuh dari luar, yakni dari arah laut, dari arah Selat Makasar. Pantai kerajaan Gowa merupakan mata rantai benteng-benteng pertahanan yang kuat. Antara lain kita sebutkan: Benteng Sombaopu, benteng yang terbesar dan tertangguh yang sekaligus menjadi ibukota dan tempat kediaman Raja Gowa. Kemudian ada lagi: Benteng Ujung Tanah, Benteng Ujung Pandang, Benteng Garassi, Benteng Pannakukang, Benteng Gidesong, Benteng Barombong dan masih banyak lagi benteng-benteng atau kubu-kubu pertahanan yang lainnya.

273