Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/301

Halaman ini tervalidasi

orang yang mentaati seruan amnesti itu akan dijamin penuh oleh Kompeni Belanda. Jadi orang-orang itu tidak akan dijadikan budak. Hal inilah yang paling tidak disukai oleh orang-orang Gowa.
Ini adalah suatu siasat yang jitu dan lihai dari pihak Belanda. Dengan demikian tercegah pulalah tindakan nekad orang-orang dan terutama para bangsawan Gowa yang merasa dirinya terdesak. Di sinilah letak kelihaian dan kepandaian Belanda yang harus kita akui. Dengan tanpa mengeluarkan tenaga serta biaya yang banyak, dengan tidak usah mengorbankan jiwa prajurit-prajuritnya, tetapi dengan hasil yang lebih besar dan lebih menguntungkan, Belanda mempergunakan cara yang tepat dengan janji-janji yang sangat menarik untuk mencapai tujuannya.
Dengan siasat yang lihai dan bujukan yang halus inilah Belanda (V.O.C.) berhasil menarik ke pihaknya Raja Tallo yang bernama Sultan Harun Alrasyid dan Karaeng Lengkese, dua orang bangsawan dan pemimpin Gowa yang terkenal dan besar sekali pengaruhnya. Dengan perantaraan Sultan Mandarsyah (Sultan Ternate) yang masih selalu mendampingi Speelman, Belanda berhasil membujuk Sultan Harun Alrasyid dan Karaeng Lengkese untuk mengakhiri perlawanannya dan menandatangani sebuah perjanjian perdamaian (vredestractaat) yang baru. Hal ini terjadi pada tanggal 15 Juli 1669 dan dilakukan oleh wakil-wakil berkuasa penuh kedua Raja dan pemimpin Gowa yang terkenal itu. Sultan Harun Alrasyid dan Karaeng Lengkese berjanji pula akan menyerahkan semua meriam yang mereka miliki dan akan menghancurkan benteng-benteng mereka serta tidak akan membangun lagi benteng-benteng atau pertahanan-pertahanan yang baru untuk melawan Belanda (V.O.C.). Kedua orang bangsawan itu berjanji pula untuk berusaha membujuk agar Sultan Hasanudin dan para pemimpin yang masih bertahan di dalam Benteng Gowa menghentikan perlawanan mereka. Perjanjian ini dikuatkan dengan sumpah oleh Sultan Harun Alrasyid dan Karaeng Lengkese sendiri pada tanggal 21 Juli 1669.

Dengan berhentinya Raja Tallo Sultan Harun Alrasyid dan Karaeng Lengkese melawan Belanda (V.O.C.) dan sekutu-sekutunya, maka kekuatan tempur Gowa menjadi bertambah lemah dan perlawanan sukar dapat diteruskan lagi. Namun Belanda menanti dengan gelisah apa gerangan yang akan di-

283