Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/45

Halaman ini tervalidasi

Bungung Bissua artinya ”Sumur Biksu”. Kalau belum rusak, sampai sekarang pun sumur ini ada. Dahulu para ”bissu” (biksu, dukun upacara atau pemangku adat) mempergunakan air sumur ini sebelum mereka mengadakan upacara adat.

Ketiga sumur peninggalan sejarah kerajaan Gowa ini, yakni Bungung Barania, Bungung Lompoa dan Bungung Bissua terletak di daerah Gowa aseli, yakni di daerah Tammalate, tempat Tumanurunga atau Raja Gowa yang I turun dari langit.

PEMBERIAN NAMA DAN GELAR PADA ORANG-ORANG MAKASAR

Untuk melengkapi bab "Serba-serbi Sulawesi-Selatan" ini ada baiknya pula kami uraikan secara singkat tentang adat atau kebiasaan orang-orang suku Makasar memberikan nama dan gelar. Dalam buku ini dan jikalau kita ingin meneliti sejarah Sulawesi-Selatan kita akan sering menjumpai nama-nama yang bagi orang-orang di luar Sulawesi-Selatan mungkin agak aneh atau janggal. Misalnya saja tokoh atau Pahlawan Nasional Indonesia yang ingin kita uraikan sejarah perjoangannya di dalam buku ini, yakni Sultan Hasanudin. Nama lengkap beliau ialah: Muhammad Bakir I. Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape Sultan Hasanudin Tumenanga ri Balla′ Panakana. Cukup panjang dan aneh bukan? Oleh karena itu maka tidaklah ada buruknya jikalau adat atau kebiasaan orang-orang Makasar memberikan nama dan gelar kita singgung pula secara singkat di sini.

Orang-orang suku Makasar memberikan nama dan gelar kepada seseorang atau kepada anaknya, biasanya melalui beberapa tingkat dan masa. Orang-orang Makasar mempunyai beberapa macam atau jenis nama, yakni:

1. Areng Dondo-Dondo, arti sebenarnya nama-topeng (areng = nama; dondo-dondo = topeng). Pada waktu seorang anak masih kecil dan sebelum anak itu diberi nama-diri biasanya anak itu diberi nama yang di dalam bahasa Makasar disebut "Areng Dondo-Dondo, artinya nama-topeng. Maksudnya mungkin nama yang lucu seperti topeng atau nama untuk menipu dan menakut-nakuti seperti topeng. Tentu timbul pertanyaan: "Untuk menipu atau menakut-nakuti siapa?" Tentunya tidak lain untuk menipu dan menakut-nakuti pihak yang mau men-

32