Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/46

Halaman ini tervalidasi

celakakan anak kecil itu. Seperti kita ketahui, topeng mudah dicabut karena hanya melekat dan dipakai untuk sementara saja. Jadi tidak akan dipakai untuk seterusnya. Demikian pula ”Areng Dondo-Dondo” ini sifatnya sering lucu dan dipakai untuk sementara saja. Kemudian akan diganti dengan nama diri anak itu yang sebenarnya. Misalnya: Anak itu diberi nama I. Cina atau I. Japang. (Keterangan: Orang-orang Makasar lazimnya menambahkan I. di depan nama seseorang. Artinya sama dengan Si. Orang-orang Bugis lazimnya menambahkan La di depan nama orang laki-laki dan I. atau We di depan nama orang-orang perempuan. Contoh nama-nama Bugis: La Baso, La Mappa, La Tinulu′, La Tuwo dan sebagainya untuk orang laki-laki. I. Becce, I. Halimah, We Tenriamparang, We Patimang untuk orang-orang perempuan).

Sekarang kita kembali kepada "Areng Dondo-Dondo" anak tadi, yakni I. Cina atau I. Japang. Nama ini diberikan sebagai nama sebut-sebutan atau "Areng Dondo-Dondo". Anak itu dinamakan I. Cina atau I. Japang, biasanya karena anak itu mempunyai mata yang sipit atau mempunyai ciri-ciri jasmaniah yang mirip orang Cina atau orang Jepang. Jadi karena mempunyai kemiripan dengan orang Cina atau orang Jepang, maka anak itu oleh keluarganya diberi nama I. Cina atau I. Japang.

Kalau seorang anak lahir, misalnya pada waktu ayahnya atau neneknya pergi ke ”Tanah Suci”, maka biasanya anak itu diberi nama I. Makka atau I. Madina. Demikianlah kebiasaan orang-orang suku Makasar memberikan nama sebut-sebutan atau ”Areng Dondo-Dondo” kepada anak atau cucunya.

Biasa pula dan sering terjadi "Areng Dondo-Dondo" itu tidak diganti dan tetap dipakai sampai anak itu besar. Hal ini biasanya terjadi jikalau misalnya selama memakai nama itu anak itu selalu sehat dan selamat. Biasa pula karena selama memakai nama itu orang tua anak itu selalu sejahtera dan bahagia hidupnya. Maka nama itu dianggap cocok untuk anak itu. Nama itu dianggap membawa berkah dan kebaikan bagi anak itu serta keluarganya. Maka ”Areng Dondo-Dondo” itu tidak dicabut

33