Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/48

Halaman ini tervalidasi

Sering pula nama-nama ”Arab” itu disebut atau diucapkan dan ditulis menurut lidah daerah atau lidah orang-orang Makasar. Misalnya: Badolla (dari Abdullah), Bedduramang (dari Abdurrakhman), Borahima (dari Ibrahim) dan sebagainya.

Untuk anak-anak perempuan misalnya: Fatimah, Siti Maryam, Zaenab dan sebagainya. Di sini pun orang tua memberikan nama kepada anaknya dengan harapan semoga anak perempuannya memiliki sifat-sifat utama tokoh-tokoh wanita yang dipakai namanya itu. Nama untuk anak perempuan ini pun sering diucapkan dan ditulis menurut lidah daerah. Misalnya I. Mariama atau I. Mariang (dari Maryam), I. Sinabong (dari Zaenab) dan sebagainya.

Nama-diri atau nama pribadi yang di dalam bahasa Makasar disebut ”Areng ri kale” atau ”Areng kalenna” tidak boleh disebut sembarangan. Kalau orang itu sudah mendapat gelar Daeng di belakang namanya, maka nama dirinya atau ”Areng kalenna” tidak boleh lagi disebut-sebut. Nama diri atau ”Areng ri kale" Raja-Raja atau orang-orang yang sangat dimuliakan dan dihormati sangat pantang disebut secara sembarangan oleh orang-orang Makasar yang tahu adat. Mereka segan sekali bahkan takut menyebut nama diri Raja-Raja atau orang-orang yang sangat dimuliakan. Kalau pun nama diri misalnya Raja yang dihormati terpaksa juga harus disebut, maka biasanya didahului oleh ucapan: ”langku mabassung” artinya semoga saya tidak kualat atau mudah-mudahan saya tidak terkutuk. Hal ini sering kita jumpai di dalam lontara atau buku Sejarah Gowa yang disebut : ”PATTURIOLOWANGA RI TU GOWAYA” (Patturiolowang berasal dari kata "tu-riolo" artinya orang atau orang-orang dahulu kala. Dengan awalan pa dan akhiran ang berarti uraian tentang hal-hal orang dahulu kala. Jadi ”PATTURIOLOWANGA RI TU GOWAYA” berarti uraian tentang orang-orang Gowa dahulu kala atau singkatnya tambo atau Sejarah Gowa. Dalam buku itu tampak dengan jelas betapa segannya bahkan betapa takutnya orang Gowa menyebut ”Areng ri kale” Raja-Rajanya. Misalnya: . . . . "areng kalenna iangku mabassung nikana I. Mangngarangi areang pamanaina I. Daeng Manra′bia, areng Ara′na nikana Solotang Alauddin artinya: "nama dirinya semoga saya tidak terkutuk disebut I. Mangngarangi, nama gelarnya atau nama Daengnya I. Daeng Manra′bia, nama Arabnya disebut Sultan Alaudin.

35