Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/68

Halaman ini tervalidasi

Karaeng Tunijallo' ri Passukki' tidak mempunyai anak. Baginda diganti oleh saudara baginda dari lain ibu yang bernama Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi' kallonna sebagai Raja Gowa yang ke IX.

Karaeng Tumapa'risi'kallonna (= Raja yang sakit lehernya) memperisterikan anak perempuan Karaeng Tunilabu ri Suriwa, Raja Tallo yang kedua. Siapa nama puteri Raja Tallo yang ke II ini tidak disebutkan. Dari perkawinan ini lahirlah:

  1. Seorang anak laki-laki yang bernama I. Mariogau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipalangga sering dengan singkat disebut saja Karaeng Tunipalangga;
  2. Seorang anak laki-laki yang bernama I. Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta atau sering disingkat Karaeng Tunibatta;
  3. Seorang anak perempuan yang bernama I. Tapacinna Karaenga ri Bone;
  4. Seorang anak perempuan lagi yang bernama I. Sapi Karaenga ri Sombaopu.

Ada lagi anak-anak Karaeng Tumapa'risi' Kallonna dari isterinya yang lain, tapi tidak perlu semuanya kami sebutkan di sini.

Jadi Karaeng Tumapa'risi' Kallonna adalah Raja Gowa yang ke IX. Di bawah pemerintahan baginda kerajaan Gowa mulai mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat. Bagindalah Raja Gowa yang mula-mula membuat undang-undang dan peraturan perang. Baginda mengangkat seorang syahbandar yang bernama Daeng Pamatte' yang juga merangkap sebagai Tumailalang kerajaan Gowa. Daeng Pamatte' inilah yang membuat huruf-huruf Makasar. Beliau ini jugalah yang membuat lontara atau sejarah orang-orang Makasar atas perintah Raja Gowa. Sejak itulah orang-orang Makasar mulai mencatat peristiwa-peristiwa penting yang dialaminya. Terkenal antara lain "Buku catatan harian Raja-Raja Gowa dan Tallo" yang di dalam bahasa Belanda dikenal dengan nama "Het Dagboek van de vorsten van Gowa en Tallo".

Karaeng Tumapa'risi'kallonna inilah yang berhasil mengalahkan dan menaklukkan berbagai negeri dan kerajaan. Bagindalah yang mengalahkan negeri-negeri: Garassi', Katingang, Parigi,

54