Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/69

Halaman ini tervalidasi

Siang (Pangkajene kepulauan), Sidenreng dan Limbangang. Baginda memaksa negeri Bulukumba dan Salayar membayar denda perang yang di dalam bahasa Makasar disebut "Sabbukati" (= kira-kira 888 real dan 88 duit). Baginda pulalah yang mengalahkan negeri-negeri Panaikang, Madallo, Cempaga, Maros dan Polombangkeng. Baginda membuat perjanjian dengan Raja Marusu' yang bergelar Karaeng LoE ri Pakere, dengan Raja Polombangkeng yang bergelar Karaeng LoE ri Bajeng dan dengan Raja Bone yang terkenal dengan gelar baginda La Ulio BoteE Petta Matinrowe ri Terrung. Karaeng Tumapa'risi' Kallonna menjadikan pula "palili'" (daerah takluk) kerajaan Gowa negeri-negeri: Sanrabone, Jipang, Galesong, Agang-Nionjo' (sekarang disebut Tanete), Kahu dan Pakombong. Baginda pulalah Raja Gowa yang mula-mula didatangi oleh orang-orang Portugis (Bahasa Makasar: orang-orang Paranggi).

Disebutkan pula di dalam Patturioloang bahwa jatuhnya Garassi' ke dalam tangan Raja Gowa bersamaan waktunya dengan jatuhnya Mataka ke dalam tangan orang-orang Paranggi (Portugis), jadi pada tahun 1511 (bahasa Makasar: julu taungi nibetana Garassi' nanabetatodong Malaka ri Paranggi = bersamaan tahunnya dikalahkannya Garassi dan dikalahkan pulalah Malaka oleh orang-orang Portugis).

Pada masa pemerintahan Raja Gowa yang ke IX inilah Gowa berperang melawan kerajaan Tallo. Pada waktu itu kerajaan Tallo diperintah oleh Karaeng Tunipasu'rung. Dalam peperangan ini kerajaan Tallo dibantu oleh orang-orang Marusu' di bawah pimpinan I. Mappasomba Daeng Uraga Tumenanga ri Bulu'duaya, dan orang-orang Polombangkeng di bawah pimpinan putera Karaeng LoE ri Bajeng.

Peperangan ini berlangsung dengan sengit, akan tetapi akhirnya kerajaan Gowa dapat mengalahkan musuh-musuhnya. Kemudian diadakanlah perjanjian antara Raja Gowa dan Raja Tallo. Perjanjian itu diperkuat dengan sumpah yang diucapkan oleh Raja Gowa dan Raja Tallo serta semua kepala-kepala wilayah atau gallarang di kedua belah pihak. Sumpah keramat itu diucapkan di "Baruga" (= Balai) kerajaan. Isi sumpah ini singkat tetapi sangat padat, yakni: "Ia-iannamo tau ampassiEwai Gowa-Tallo iamo nacalla rewata" artinya Siapa-siapa yang

55