Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/70

Halaman ini tervalidasi

mengadu-domba kerajaan Gowa dan kerajaan Tallo, maka ialah yang akan dikutuk oleh Dewata.

Dengan adanya perjanjian itu, maka perhubungan kekeluargaan dan kerja-sama antara kerajaan Gowa dan kerajaan Tallo makin dipererat dan diperkokoh. Seperti yang sudah kami uraikan di depan tadi, memang Raja Gowa yang ke VII yang bernama Batara Gowa bersaudara dengan Raja Tallo yang pertama yang bernama Karaeng LoE ri Sero. Dengan adanya perjanjian itu hubungan kekeluargaan antara Raja Gowa dan Raja Tallo tambah dipererat. Kedua kerajaan itu terutama dalam hubungannya ke luar merupakan satu kerajaan bersaudara yang di di dalam bahasa Makasar sering dikatakan ”Ruwa karaeng se′re ata′ artinya” ”Dua Raja satu hamba”.

Jadi di bawah pemerintahan Karaeng Tumapa′risi′ Kallonna kerajaan Gowa dan kerajaan Tallo berpadu lagi menjadi satu kerajaan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sejak itu pulalah dilazimkan bahwa Raja Tallo harus ”mendampingi Raja Gowa memerintah” (bahasa Makasar: mabbaligau′). Sejak itulah Raja-Raja Tallo selalu merangkap menjadi Pabbicara Butta atau Mangkubumi kerajaan Gowa.

Karaeng Tumapa′risi′ Kallonna ini pulalah yang membuat perjanjian dengan Raja Luwu yang bergelar ”Tosengereng Raja Dewa Datu Matinrowe ri Bajo” dan Raja Salo′mekko yang bernama Magajaya.

Diceriterakan pula bahwa Raja Gowa yang ke IX ini pernah juga berperang dengan orang-orang Jawa yang dipimpin oleh seorang bernama I. Galasi di kampung Pammolikang di daerah Gowa. Selama pemerintahan Karaeng Tumapa′risi′ Kallonna yang 36 (tiga puluh enam) tahun lamanya kerajaan Gowa mengalami kejayaan dan kemakmuran. Di dalam Patturioloang disebutkan bahwa di bawah pemerintahan Karaeng Tumapa′risi′ Kallona padi dan tanaman yang lainnya menjadi-jadi semuanya. Hasil penangkapan ikan berlimpah-limpah. Disebutkan pula bahwa pada masa pemerintahan Raja Gowa yang ke IX ini, tidak ada pencuri di dalam kerajaan Gowa. Jadi pada masa itu kerajaan Gowa mengalami kejayaan. Rakyat Gowa hidup makmur dan bahagia.

Karaeng Tumapa′risi′ Kallonna pula yang membuat benteng di sekeliling ibukota kerajaan Gowa. Pada waktu itu ibukota

56