Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/73

Halaman ini tervalidasi

ana′bura′ne. Pejabat ini mengepalai anak laki-laki dan pemuda-pemuda keturunan bangsawan. Anak-anak karaeng atau pemuda-pemuda bangsawan ini dilatih sesuai dengan kedudukannya untuk menjadi prajurit-prajurit utama kerajaan Gowa. Di samping itu Karaeng Tunipalangga mengangkat pula pejabat-pejabat seperti: pandai-emas, pandai-besi, ahli bangunan, ahli membuat perahu atau kapal layar (kerajaan Gowa adalah negara maritim yang memerlukan armada laut yang besar). Baginda mengangkat pula pejabat-pejabat seperti ahli sumpitan, ahli dan tukang membuat senjata dari logam, tukang gerinda, tukang pintal tali dan sebagainya. Tiap-tiap kelompok atau golongan mempunyai kepala atau pemimpinnya sendiri-sendiri. Kepala atau pemimpin bagian-bagian itu lazim disebut Anrong Guru. Jadi tiap bagian atau seksi-seksi dikepalai atau dipimpin oleh seorang Anrong Guru. Di atas Anrong-Guru-Anrong-Guru ini ada lagi jabatan pemimpin yang lebih tinggi yang lazim disebut Anrong Guru Lompona (Lompo = besar).

Karaeng Tunipalangga adalah Raja yang pertama-tama menempatkan segala sesuatu di dalam benteng, menyuruh membuat timbangan, dacin, anak timbangan dan membuat gantang (semacam takaran beras). Baginda pulalah Raja yang pertama-tama mengatur barisan meriam-meriam dan membangun benteng-benteng yang besar. Pada jaman baginda pula orang-orang Makasar mula-mula mahir membuat obat bedil atau mesiu (bahasa Makasar: mappare ubba′), mahir mencampur dan melebur emas dengan logam-logam yang lain. Baginda pula yang mengusahakan pembuatan batu bata untuk mendirikan dan mendindingi Benteng Gowa dan Benteng Sombaopu yang menjadi pula ibu negeri kerajaan Gowa. Pada jaman Karaeng Tumapa′risi′Kallonna dinding benteng masih dibuat dari tanah liat biasa.

Pada masa pemerintahan Karaeng Tunipalangga kerajaan Gowa mulai giat membangun benteng-benteng dan kubu-kubu pertahanan yang kuat. Di depan tadi sudah kami sebutkan bahwa benteng Gowa dan Benteng Sombaopu dilingkari dengan tembok yang dibuat dari batu bata. Demikian pula pada kira-kira tahun 1545 atas perintah Karaeng Tunipalangga dibangun benteng ”Ujung Pandang” yang sampai sekarang masih dapat kita lihat di tengah-tengah kota Makasar atau Ujung Pandang. Seperti

59