Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/76

Halaman ini tervalidasi

Hanya Bone yang belum dikalahkan oleh Karaeng Tunipalangga. Enam tahun tujuh bulan lamanya baginda berperang melawan Bone. Meskipun dalam keadaan sakit, namun baginda tetap memimpin pasukan-pasukan Gowa memerangi Bone. Penyakit baginda ialah makanan yang ditelan oleh baginda tidak turun. Penyakit baginda makin lama makin parah. Pada waktu berada di dalam benteng Pappolong penyakit Karaeng Tunipalangga sudah sangat parah keadaannya. Ketika hal ini diketahui oleh Karaeng Tumenanga ri Makkoayang, maka Karaeng Tunipalangga dimohon kembali ke Gowa. Karaeng Tumenanga ri Makkoayang adalah Raja Tallo yang ke IV dan merangkap menjadi Pabbicara Butta atau Mangkubumi kerajaan Gowa. Setelah 48 (empat puluh delapan) malam berada kembali di Gowa, maka Karaeng Tunipalangga pun wafat dalam usia 54 (lima puluh empat) tahun. Delapan belas tahun lamanya baginda memerintah kerajaan Gowa. Pada waktu wafat Karaeng Tunipalangga mengamanatkan agar adik baginda yakni Karaeng Tunibatta yang mewarisi takhta kerajaan Gowa sebagai Raja Gowa yang ke XI. Nama lengkap baginda ini ialah I. Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data′ Tunibatta. Namun baginda sering disebut dengan nama atau gelar singkat baginda Karaeng Tunibatta. Jadi setelah kakaknya wafat, maka dinobatkanlah Karaeng Tunibatta menjadi Raja Gowa yang ke XI. Karaeng Tunibatta kawin dengan anak perempuan Karaenga ri Jamarrang yang bernama I. Daeng Mangkasara′. Dari perkawinan ini lahirlah:

  1. Seorang anak laki-laki yang bernama I. Manggorai Daeng Mammeta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo;
  2. I. Tamakebo Daeng Mate′ne Karaenga ri Botongang yang biasa juga disebut Karaeng Mapedaka;
  3. Seorang anak laki-laki yang bernama I. Daeng Tonji Karaenga ri Bisei;
  4. Seorang anak laki-laki yang bernama I. Daeng Biasa.

Baru saja 23 (dua puluh tiga) malam Karaeng Tunibatta menduduki takhta kerajaan Gowa sebagai Raja Gowa yang ke XI, maka berangkatlah baginda ke daerah Bone. Baginda meneruskan peperangan yang sudah dimulai oleh kakak baginda, Karaeng Tunipalangga. Di daerah Pappolong terjadilah pertempuran yang seru antara pasukan-pasukan Gowa yang dipimpin oleh

62