Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/77

Halaman ini tervalidasi

Karaeng Tunibatta dan pasukan-pasukan kerajaan Bone. Karaeng Tunibatta berhasil menghalau pasukan-pasukan Bone yang mundur masuk ke bentengnya. Kemudian pasukan-pasukan Gowa membakar negeri Bukaka. Menjelang sore hari pasukan-pasukan Bone datang menyerang dengan pasukan yang kuat. Serangan tentara Bone ini berhasil mengocar-ngacirkan tentara kerajaan Gowa. Pasukan-pasukan Gowa tidak berdaya dan terpaksa lari untuk menyelamatkan diri. Dalam pertempuran inilah Karaeng Tunibatta tewas oleh tetakan parang atau kelewang orang-orang Bone. Oleh karena itulah baginda diberi gelar Karaeng Tunibatta, artinya Raja yang dipotong atau dipenggal kepalanya. Hanya 40 (empat puluh) malam Karaeng Tunibatta menjadi Raja Gowa yang ke XI ketika baginda tewas dipenggal oleh pasukan-pasukan Bone. Pada waktu itu Karaeng Tunibatta baru berusia 48 (empat puluh delapan) tahun.

Atas izin Raja Bone yang bergelar La Tenrirawe Bongkange Matinrowe ri Gucinna dan atas usaha penasehat Raja Bone yang terkenal dengan nama Kajao Laliddo maka jenazah Karaeng Tunibatta diantarkan ke Gowa. Empat orang pembesar kerajaan Bone, yakni Arung Teko, Arung Biru, Arung Lamoncong dan Arung Sanrego yang ditugaskan oleh Raja Bone untuk mengantarkan jenazah Karaeng Tunibatta ke Gowa. Dari peristiwa ini dapat kita melihat bahwa bangsa Indonesia pada jaman dahulu mengenal dan menjunjung tinggi hukum ksatria. Jenazah seorang Raja musuh yang bertempur secara ksatria diperlakukan dengan wajar dan sesuai dengan martabatnya.

Karaeng Tunibatta digantikan oleh anak baginda yang bernama I. Manggorai Daeng Mammeta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo atau disingkat saja Karaeng Tunijallo sebagai Raja Gowa yang ke XII. Tidak seberapa lama kemudian, maka di Caleppa di dalam wilayah kerajaan Bone, dilangsungkanlah sebuah perundingan antara wakil-wakil kerajaan Gowa dan wakil-wakil kerajaan Bone. Kerajaan Gowa diwakili oleh Karaeng Tunijallo dan Tumenanga ri Makkoayang yang merangkap sebagai Pabbicara Butta atau Mangkubumi kerajaan Gowa. Kedua beliau ini dibantu oleh Gallarang Mangasa dan lo′mo′ Manrimisi (Lo′mo′ adalah gelar yang kira-kira sama dengan gelar Gallarang, yakni kepala suatu wilayah). Kerajaan Bone diwakili oleh Raja Bone yang bergelar Latenrirawe Bongkange dibantu oleh penasehat utama kerajaan Bone yang terkenal dengan nama Kajao Laliddo. Di dalam

63