Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/83

Halaman ini tervalidasi

dan sebagainya. Karaeng Tunipasulu' menetapkan Bate Salapanga menjadi sipuwe bate (sipuwe = separuh). Karaeng Tunipasulu' sering dengan sewenang-wenang membunuh orang-orang yang tidak disenanginya. Banyak perantau dan pedagang yang berasal dari luar Gowa terpaksa pada lari meninggalkan Gowa. Mereka takut terkena perbuatan sewenang-wenang Karaeng Tunipasulu'. Bahkan pun anak-anak karaeng dan para bangsawan Gowa banyak yang lari atau menyingkir karena takut terkena perbuatan sewenang-wenang Karaeng Tunipasulu'. Banyak lagi tindakan-tindakan dan perbuatan-perbuatan Raja Gowa yang ke XIII ini yang tidak layak untuk diceriterakan di sini. Oleh karena itu pula maka baginda tidak lama memerintah. Karaeng Tunipasulu' hanya dua tahun memerintah, lalu dipaksa turun takhta oleh rakyat dan Hadat Gowa. Kemudian baginda meninggalkan kerajaan Gowa dan pergi bertempat tinggal di negeri Luwu'. Itulah sebabnya maka Raja Gowa yang ke XIII ini dinamakan Karaeng Tunipasulu' artinya Raja yang dikeluarkan. Di Luwu' Karaeng Tunipasulu' mulai memeluk agama Islam. Kemudian beliau pergi dan bertempat tinggal di Buton. Di sinilah beliau wafat dalam bulan Rajab tahun 1026 Hijrah atau pada tanggal 5 Juli tahun 1617 tahun Masehi.

Yang menggantikan Karaeng Tunipasulu' ialah adik seayah-seibu baginda yang bernama I. Mangngarangngi Daeng Manra'bia. Setelah baginda masuk Islam dan memerintah sebagai Raja Gowa yang ke XIV baginda diberi gelar Sultan Alaudin. Setelah wafat, Sultan Alaudin terkenal pula dengan nama atau gelar anumerta baginda Tumenanga ri Gaukanna artinya Raja yang wafat dalam pemerintahannya. Sultan Alaudin memerintah dari tahun 1593 sampai tahun 1639.

Pada waktu harus menggantikan kakaknya, Sultan Alaudin baru berusia tujuh tahun. Oleh karena baginda belum cukup usia untuk memerintah, maka untuk sementara waktu pemerintahan kerajaan Gowa dijalankan oleh Pabbicara Butta atau Mangkubumi kerajaan Gowa. Pada waktu itu jabatan Mangkubumi atau Pabbicara Butta dipegang oleh Karaeng Matoaya (arti sebenarnya Raja yang tua). Mangkubumi (Karaeng Matoaya) ini adalah Raja Tallo yang ke VI dan masih bersaudara dengan Karaeng Bainea, ibu kandung Karaeng Tunipasulu' dan Sultan Alaudin. Jadi Karaeng Matoaya masih mamak, paman atau oom Sultan Alaudin. Karaeng Matoaya adalah Raja pertama

69