Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/85

Halaman ini tervalidasi

ri Gaukanna artinya orang yang wafat dalam pemerintahannya. Karaeng Matoaya wafat pada tanggal 1 Oktober 1636, jadi kira-kira dua tahun sembilan bulan lebih dahulu.

Seperti sudah diuraikan di depan tadi, sudah sejak jaman pemerintahan Raja Gowa yang ke IX (Karaeng Tumapa'risi' Kallonna) banyak orang asing yang datang dan tinggal menetap di Sombaopu, ibukota kerajaan Gowa. Pada waktu itu ibukota kerajaan Gowa ialah Sombaopu. Di sekitar tahun 1600 ibukota kerajaan Gowa ini makin hari makin ramai. Pada abad ketujuh belas Sombaopu sudah merupakan bandar dan pelabuhan yang teramai di Indonesia bagian timur. Kota itu sangat penting artinya terutama dalam perdagangan hasil bumi yang pada waktu itu sangat digemari dan amat dibutuhkan oleh dunia. Letaknya sangat strategis dan baik sekali di tengah-tengah lalu-lintas perdagangan antara Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur. Seperti sudah sama dimaklumi kepulauan Maluku terkenal sebagai gudang rempah-rempah yang sangat digemari oleh orang-orang Eropa. Tidaklah terlalu mengherankan jikalau Sombaopu dan kerajaan Gowa mendapat perhatian yang besar sekali dari orang-orang asing. Orang-orang Eropa seperti orang-orang Portugis, orang-orang Spanyol dan juga orang-orang Belanda, bahkan kemudian juga orang-orang Inggeris berusaha mencari perhubungan dan ingin bersahabat dengan Raja Gowa. Baginda berkedudukan di Sombaopu, ibukota kerajaan Gowa.

Orang-orang mengatakan atau menulis bahwa ibukota kerajaan Gowa pada waktu itu ialah Makasar yang sekarang diganti namanya menjadi Ujung Pandang. HAL INI TIDAK BENAR!!! Pada waktu itu ibukota kerajaan Gowa ialah Sombaopu dan BUKAN MAKASAR ATAU UJUNG PANDANG YANG SEKARANG. Sombaopu, ibukota kerajaan Gowa, terletak beberapa kilometer di sebelah selatan kota Makasar atau Ujung Pandang sekarang. Memang Belanda dengan sengaja hendak menghilangkan dan menghapus nama Sombaopu dari ingatan kita bangsa Indonesia, karena Sombaopu adalah benteng yang tangguh dalam perlawanan menentang penjajahan Belanda pada abad yang ketujuh belas. Belanda memang dengan sengaja hendak menghapus nama Sombaopu agar anak-cucu bangsa Indonesia tidak pernah tahu bahwa di situ pernah terjadi perlawanan yang gigih menentang penjajahan Belanda yang sewe-

71