Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/88

Halaman ini tervalidasi

"Enkhuyzen". Tanpa menaruh curiga para bangsawan dan pembesar Gowa yang diundang itu datang dengan beberapa orang pengiring mereka. Mereka tidak menyangka sama sekali bahwa mereka masuk perangkap siasat licik yang sudah direncanakan oleh orang-orang Belanda yang tidak jujur itu. Dengan tiba-tiba kapten kapal "Enkhuyzen" memerintahkan anak buahnya untuk melucuti senjata orang-orang Makasar yang naik ke kapal itu. Orang-orang Makasar yang terkejut atas perlakuan curang dan sewenang-wenang serta tidak terduga itu mengadakan perlawanan. Maka terjadilah perkelahian yang seru dan di kedua belah pihak jatuh korban. Karena kekuatan tidak seimbang dan sifat yang mendadak dari peristiwa itu, maka perlawanan orang-orang Makasar itu dapat dipatahkan. Akhirnya orang-orang Belanda yang curang itu berhasil menangkap dan menawan dua orang bangsawan yang masih ada hubungan keluarga dengan Raja Gowa. Kedua orang bangsawan Gowa ini dibawa sebagai tawanan oleh orang-orang Belanda ke pulau Jawa.

Tentu saja perbuatan curang dan sifat keji orang-orang Belanda ini menimbulkan kemarahan dan kebencian orang-orang Makasar. Peristiwa di atas kapal "Enkhuyzen" itu segera tersiar secara luas tidak mudah dilupakan oleh orang-orang Makasar. Kemudian untuk meredakan suasana yang tegang itu maka orang-orang Belanda akhirnya melepaskan kedua orang bangsawan Gowa itu. Demikianlah setelah keadaan mulai mereda, maka pada tanggal 10 Desember 1616 datanglah sebuah kapal dagang Belanda (V.O.C.) yang bernama "De Eendracht". Kapal dagang ini berlabuh di pelabuhan Sombaopu. Setelah mendapat izin dari syahbandar, maka anak buah kapal itu pun turun ke darat. Seperti juga halnya orang-orang Belanda yang mula-mula mendarat di Banten pada tahun 1596, maka pun orang-orang Belanda yang turun ke daratan Gowa ini memperlihatkan tingkah-laku yang sombong dan kasar. Peristiwa keji dan kecurangan yang dilakukan oleh orang-orang Belanda di atas kapal "Enkhuyzen" masih hangat dalam ingatan orang-orang Makasar. Melihat tingkah-laku orang-orang Belanda yang kasar dan sombong itu, maka rasa dendam dan benci yang membara di dada orang-orang Makasar itu meluap kembali. Orang-orang Belanda yang kasar dan sombong itu diserang oleh orang-orang Makasar. Akhirnya seluruh anak buah kapal "De Eendracht" dibinasakan oleh orang-orang Makasar. Dengan peris-

74