Halaman:Sutan Lembak Tuah.pdf/16

Halaman ini telah diuji baca

Berkata Sutan Lembak Tuah, “Duhai orang gadis Rabiatun, mengapa Upik datang kemari, apakah maksud dalam hati, menempuh semak masuk rimba?”

Lalu menjawab si Rabiatun, “Duhai Tuan Lembak Tuah, sebab denai datang kemari, maksud sengaja dalam hati, hendak mencari obat mandeh, penawar mandeh kandung denai, yang sedang dalam sakit, mencari daun kemuning jantan.”

Mendengar jawaban itu, Sutan Lembak Tuah berkata, “Duhai Upik Rabiatun, apabila itu yang adik cari, biarlah denai menjemputkan, denai tolong mencarikan, duduklah adik menantikan,” sedang berkata ia berjalan, berjalan bergegas-gegas.

Tidak lama kemudian, sudah kembali si Lembak Tuah, membawa daun kemuning jantan, oleh si upik Rabiatun, diambilnya daun itu, senang hati tak terkira.

Akan hal Lembak Tuah, setelah daun diberikan, berjalan kembali Ia ke ladang, darah di dada turun naik, mengingat ular yang sangat besar, kalau tidak lekas ditolong, alamat mati si Rabiatun, mati berkubur dalam perut ular.

Namun sungguhpun begitu, menolong karena Allah, tiada mengharap upah dan jerih, serasa di ruang-ruang mata, mengingat ular di dalam semak.

sedangkan Siti Rabiatun, berlari pulang ke rumah, hati di dalam tiada tenang, darah tersirap-sirap jua, kalau tak lekas pertolongan datang, alamat sansai badan diri, mati di dalam perut ular, dengan apa budi akan dibalas.

Sedang berkata-kata sendiri, sampailah ia di halaman, langsung masuk ke dalam rumah. Adapun mandeh Rabitun, melihat pada anak kandung, Ia berkata pada anaknya, “Duhai Upik Rabiatun, denai sungguh sangat heran, apakah salah karenanya, sebab Upik terengah-engah, tampak bagai orang ketakutan, baju dan kain koyakkoyak, apakah sebab karenanya?”.

5