Halaman:Sutan Lembak Tuah.pdf/34

Halaman ini telah diuji baca

lepas seorang berganti seorang, itu saja pekerjaannya, pantas jadi bapak Rabiatun. Usah diharap kaya orang, elok yang lain kita cari, yang sama muda dengan anak kita, pandang anak pandang menantu.”

Berkata pula Sutan Parpatiah, “Menurut pendapat denai, usah yang lain kita cari, eloklah si Muncak Ujuik, anak kandung Datuak Nagari Basa, orang kaya pandai bergaya, patut itu kita jemput,” kata Sutan Parpatiah, mamak kandung Siti Rabiatun.

Menjawab pula Sutan Palimo, “Tentang si Muncak Ujuik, orang manja sejak kecil, ke sawah ke ladang tidak pandai, berniaga haram kalau bisa, orang pemalas sejak dulu, asyik bermain ketitiran, gila melepas layang-layang, tidak tahu di laba rugi, hanya pandai menghabiskan uang, dimanjakan oleh ibu bapak, belanja diagak diberikan orang.”

Berkata lagi Datuak Tungga, “Tentang orang carian denai, elok dijemput anak Mandeh Sakdiyah, yaitu Sutan Lembak Tuah, pandai ke sawah dan ke ladang, pandai berjualan di pasar, rupa tampan kelakuan baik, jika orang muda itu kita jemput, dia bujang belum menikah, tapi sungguhpun demikian, pulang maklum pada ibunya.”

Lalu menjawab mandeh Rabiatun, “Kalau begitu kata Datuak, denai sepaham tentang itu, ia sering menolong Rabiatun, elok ia kita jemput.”

Sepakat orang masa itu, tak seorang pun membantah, sama suka semuanya, bulat mufakat kala itu, dicari manti yang piawai, pandai bertutur dan bicara, tah dikias dengan banding, jika berkata lemah lembut, kalau bertutur mulut manis.

Begitulah mandeh Rabiatun, banyak orang meminang anak kandung, tak seorangpun disukai, elok diambil yang dijolok, daripada mengambil barang yang jatuh.

Akan hal Siti Rabiatun, mendengar saja di dalam rumah, hati

23