Halaman:Sutan Lembak Tuah.pdf/42

Halaman ini belum diuji baca

Berlayar kapal tentang Tiku
Dihempas ombak dilambungkan
Tampak yang dari Kampung dusun;
Kalau boleh pinta berlaku
Lembak dipinang untuk junjungan
Calon suami Siti Rabiatun.”

Mendengar kata demikian, berkata pula mande Sakdiyah,

“Berbelok jalan ke Tiku
Bersimpang jalan ke Muara;
Kakak menantilah dahulu
Denai bertenggang dan bicara.”

Katanya madeh Sakdiyah, “Dimufakatkanlah dahulu, kepada mamak dan bapaknya, kalau ada kata seukur, kata sepakat ninik mamak, bersabar kakak agak sebentar, menanti rundingan yang seiya. Sungguhpun demikian, akan hal Lembak Tuah, besarnya karena ruas, umur baru setahun jagung, akal kurang pikiranpun pendek.”

Menjawab pula Amai Rapiah, “Duhai Kakak mandeh Lembak Tuah, kerja baik elok segerakan, usah ditimpa hal yang buruk, elok segera digegaskan.”

Menjawab Mande Sakdiyah, “Inshaallah baiklah itu.”

Sesudah berunding itu, meinta izin hendak berjalan. Berjalan bergegas-gegas, telah seretang perjalanan, cukup kedua rentang panjang, telah tiba Ia di rumah, yakni di rumah mandeh Siti Rabiatun.

Begitulah Amai Rapiah, dicurai paparkan perundingan, mendengar kata demikian, senang hati keduanya.

Telah sampailah masa ketika itu, janji buatan yang dahulu, dicoba berbalik kembali, yakni ke rumah mandeh Sakdiyah, setelah sampai di rumah, duduk berunding di rumah gadang, sirih dimakan

sekapur seorang.

31