Halaman:Taman Siswa.pdf/14

Halaman ini tervalidasi

hati disini bukanlah kerendahan hati dalam arti suka mengabdi, tetapi dalam arti atma, bernapas dengan bebas, dan kepada pembantu²nja jang merasa pekerdjaannja di Taman Siswa dengan gadji sedikit itu sebagai pengorbanan, bukan sebagai kegembiraan, biasanja diberitahukan Moh. Said dengan terus terang, bahwa mereka chilaf dalam pilihannja dan supaja mereka mentjari tjita² mereka dalam lapangan lain. Pada rumah, dimana ia dalam tahun pertama sesudah perang, tahun jang sulit itu, membuka sekolahnja jang terdiri dari anak² terlantar, jang ditangkapi didjalan-djalan, dituliskannja dengan huruf besar² sembojan: Soli Deo Honor!

Rumah ini mungkin bolehlah disebutkan bentuk jang terachir dari lembaga pengadjaran paguron (perguruan) dalam zaman Djawa Kuno, dalam zaman Djawa-Hindu disebut djuga ashrama, dan untuk menghidupkan tjara inilah tudjuan Taman Siswa, sedjalan dengan tjita² Rabindranath Tagore di Hindia Inggeris dahulu. Sampai waktu itu tjara mengadjar ini, setelah kebesaran zaman lampau keradjaan² Buddhistis Mataram Tua dan Sjriwidjaya pada abad kedelapan dan kesembilan, hanja ada dalam bentuk rundimenter dalam sekolah² agama Islam, pondok dan pesantren. Paguron² inilah pusat peladjaran dengan aliran jang ditetapkan semula (jakni oleh pribadi guru) dan djuga rumah tempat tinggal guru, dimana djika mungkin, murid² dapat tinggal sebagai dalam ashrama, dan disampingnja ada gedung beladjar jang sebenarnja jang disebut pawiyatan (wyata = adjaran.

Djadi disinilah kita lihat sebuah tjontoh dari sedjarah, tjontoh Taman Siswa (= Taman Murid²) jang konkret, jang pertama didirikan di Djokjakarta dalam tahun 1922 oleh pemimpinnja jang pertama, jang mengambil nama Ki Hadjar Dewantoro (= guru sebagai perantara dewa²). Sebelum perang menurut tjontoh jang diatas telah didirikan 230 buah, tergabung dalam suatu organisasi dengan pengurus besarnja di Djokjakarta, dan seluruhnja mempunjai 12.318 murid²; jang sekarang ada lagi 80 buah berdiri, tetapi dengan 42.000 murid² seluruhnja.

Adakah pertumbuhan jang tjepat ini telah dari semula diharapkan pendirinja ? Tjontoh Tagore, jang dalam dirinja telah mendapat tudjuannja dan batas²nja, membuat hal ini mungkin. Selainnja adalah pasti, bahwa kemungkinan pertumbuhan ini disebabkan djuga oleh keluasan seperti telah disebutkan didepan ini, jang dipakainja dalam merumuskan program azas.

11