Halaman:Taman Siswa.pdf/22

Halaman ini tervalidasi

sekelilingnja itu, dimana biasanja orang² Djawa jang saleh tiap² hari Djum'at berbaris mengelilinginja sambil mendoa, masih menguasai suasana kota itu benar² dengan pengaruhnja jang suram menekan itu. Demikianlah kesan jang ditimbulkannja bagiku seorang asing, dan kesan itu hanja sebagian dihilangkan oleh plantsoen dimuka balai kotapradja, dimana patung Djenderal Sudirman, jang dipahat dengan garis² kasar, berdiri sebagai saksi perdjuangan rakjat, dan rupa²nja berasal dari sebuah bengkel jang beratapkan langit pada salah satu djalan diluar kota, dimana seniman² muda sedang memahat, dari batu² kali jang besar, patung² dada jang besarnja lebih dari jang sebenarnja, kepunjaan pahlawan² nasional baru: sultan jang muda dan telah mendjadi saudara itu dengan pakai kepi, dan kepala budjur sangkar djenderal Surip. Bagi rakjat biasa didjalan, jang diantaranja ada beberapa orang pemuda, melihat sadja „wong bulé” (orang putih) dengan heran mengedjek, revolusi itu tampak telah lewat sebagai angin sepoi-sepoi basa jang masih sedikit mengubah hidup ekonomis-sosial mereka. Jang dapat saja ambil sebagai perbandingan hanjalah kota Djakarta, dimana kebudajaan barat seakan-akan telah mendorong hidup bumiputera seperti stoomwals jang membuat djalan² asfalt, disekelilingnja ada terdjadi straat² toko dan straat tempat tinggal orang Eropah, jang seperti lobang dalam waktu hanja membiarkan lalu satu pandangan sadja pada suatu kampung jang berdjedjal sepandjang djalan kereta api. Dan inilah kentara Djokja dengan penduduknja jang djauh lebih miskin, jang walaupun hidup dalam harmoni waktu jang lebih besar (dimana masih sesuai bunji njaring lontjeng² leher sapi bengali jang berdjalan lambat² didepan grobak jang pakai hiasan² samping berwarna-warna), tetapi dalam pakaian² jang banjak kotor dan berwarna suram tampak kurang menggembirakan dan diantaranja perempuan² bekerdja banting tulang sebagai kuda² beban pakai tali besar terikat sekeliling dadanja dan tjungkil tembakau kadang² tersembul tumpul dari bibir bawahnja, maka inilah kota Djokja jang tidak mengindahkan ludahan² merah sirih pada kakilimanja, jang hanja baik untuk membuat orang dengan tiba² insaf akan tjintanja kepada kota internasional Djakarta dengan penduduknja jang lebih beragam-ragam itu dan dengan orang² Indonesianja jang muda berdjalan berpakaikan pakaian orang Eropah.

Penerimaan di sekolah Taman Siswa dengan pendoponja jang besar itu djauh sedikit dari djalan sepi, dimana bunji gamelan dalam malam jang sedang turun menimbulkan harmoni, dan anak² gadis telah mulai dengan latihan² tari serimpi, suasana muram seperti itu menenteramkan hati seperti tangan jang mendamaikan dan dari menonton gadis² jang bergerak dan diam penuh perhatian itu, jang semuanja memakai kain dan badju jang paling baik dalam warna sopan tetapi beragam-ragam dan selendang jang berkibar indah pada pinggang, dengan udjungnja dipegang sebuah tangan, tumbuhlah perlahan-lahan pengalaman jang aneh. Tari Serimpi disini djauh lebih sederhana, tetapi djauh lebih penuh tjinta dilakukan dari tari serimpi dikeraton, jang dipertundjukkan dengan pakaian mahal² serta gilang-gemilang. Karena itu kita teringat kepada kebudajaan, jang akrab dikuasai telah terdjelma disini, lebih² dikeraton, dan bagaimana kebudajaan keraton ini diterima dan dipudja oleh rakjat, sehingga pernah ada pertalian antara radja dan rakjatnja jang mempersatukannja dan dimana kehalusan dan kebidjaksanaan hidup dapat

17