Halaman:Taman Siswa.pdf/38

Halaman ini tervalidasi

sempit kemerdekaan kita. Kita suka menerima bantuan orang lain, tetapi menolak selalu apa jang dapat mengikat kita. Dengan demikian kita membebaskan diri kita sendiri dari tali² jang memaksa dan dari tradisi² jang menekan dan kita memelihara dalam diri kita sendiri kekuatan bekerdja jang sadar.

6. Karena kita bersandar atas kekuatan sendiri, hendaklah kebersahadjaan sembojan kita. Tidak ada perusahaan didunia, jang berdiri sendiri, tahan lama, apabila ia tidak menolong dirinja sendiri. Sebab itu pada segala usaha Jang kita lakukan, hendaklah selalu „sistem menolong diri sendiri” itu mendjadi metodos bekerdja kita.

7. Bebas dari tali² jang mengikat, serta dengan kesutjian hati kita mendekati si anak. Kita tidak meminta hak, tetapi kita menjerahkan diri dan mengabdi kepada si anak,

Untuk melaksanakan azas² ini Dewantoro memilih bentuk organisasi wakaf bebas. Wakaf ialah suatu jajasan bumiputera bertalian dengan hukum Islam, tetapi dari jang penghabisan ini Taman Siswa ingin tetap bebas. Djuga bentuk jajasan Eropah memberi kesulitan², berhubungan dengan kemungkinan milik tanah. Dalam wakaf bebas ini ada diwudjudkan suatu djenis persekutuan-hidup jang bersahadja, berdasarkan koperasi, dan untuk ini dapat dipergunakan tradisi persekutuan desa Djawa dengan gotong-rojongnja dan dengan bentuk pemerintahannja jang kollektivistis dari rapat orang² tertua didesa itu dan kepala desa jang „dipilih” dengan persetudjuan bersama. Bentuk ini menurut tjoraknja ada sedikit didjadikan lebih formil demokratis dengan pengurus sekolah jang dibentuk dari guru² dan kepala sekolah jang dipilih untuk empat tahun dari antara mereka. Perhubungan madjikan dan buruh tidak ada dan sebenarnja tidak ada djuga gadji dibajar, tetapi dengan permufakatan masing² untuk tiap² orang ada diberikan sedjumlah uang dari kas sekolah untuk menutup ongkos² penghidupan bagi dirinja sendiri (dan bagi jang telah kawin, untuk satu orang isteri dan anak²), jang disebut nafkah. Ketika dalam tahun 1936 gubernemen ingin djuga menagih padjak upah dari Taman Siswa, Taman Siswa memadjukan keberatannja atas dasar tjorak keuangannja, jang menjebabkan perhubungan jang tegang, dimana Taman Siswa memberitahukan, bahwa djika gubernemen tidak mengakui keberatan² mereka, mereka akan memberi djawaban dengan desorganisasi sendiri dibawah sembojan, bahwa kalau begitu dalam tiap² rumah ada sekolah. Djika perlu mereka rela membajar padjak penghasilan, walaupun itu lebih tinggi dari padjak upah. Dalam tahun 1940 pemerintah mengalah untuk kekerasan hati jang sedemikian besarnja dan padjak upah ditarik untuk Taman Siswa.

Djika dengan tjara jang disebutkan diatas dipergunakan setjara praktis rasa orang² Indonesia untuk kerukunan, maka sifat kebersahadjaan Indonesia djuga harus dipakai (jang bentji akan keinginan² barat), sebab untuk dapat memelihara kemerdekaan sendiri tidaklah diharapkan bantuan pemerintah. Lebih² djuga, karena idealismus mereka jang optimistis itu, mereka berhasil dalam tjara jang demikian, bahwa untuk ongkos² satu H.I.S. dapat berdiri empat Taman Siswa!

Djika tjorak sosialistis-demokratis dari bentuk organisasi ini mempunjai daja menarik atas idealismus, pada pihak lain ada ditjiptakan kemungkinan untuk memelihara suatu garis pengadjaran jang sedar akan tudjuannja, karena garis

33