Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/129

Halaman ini tervalidasi

111

(346) Sikola tu muloi manarimo murid baru.
sekolah-itu-mulai-menerima-murid-baru
'Sekolah itu mulai menerima murid baru'.
(347) Tadi malam urang muloi takziah di rumah duka.
tadi-malam-orang-mulai-takziah-di-rumah-duka
'Tadi malam orang mulai takziah di rumah duka'.

2) Adverbia sebagai penanda modalitas

Modalitas menerangkan sikap atau suasana pembicaraan yang menyangkut perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat. Sebagai penanda modalitas ini digunakan hak-hak seperti: ka 'akan', alun 'belum', buliah 'boleh', mungkin 'mungkin' jan 'jangan', indak 'tidak'.

Contoh pemakaian dalam kalimat.

(348) Lah jaleh si Eli ka berang mancaliak parangai adiaknyo.
telah-jelas-si-Eli-akan-marah-melihat-kelakuan-adiknya.
'Sudah jelas si Eli akan marah melihat kalakuan adiknya'.
'Jelas, si Eli akan marah melihat kelakuan adiknya'.
(349) Inyo alun lapa lai.
dia-belum-lapar-lagi
'Dia belum lapar lagi'.
(350) Kami buliah batanyo kalau indak mangarati.
kami-boleh-bertanya-kalau-tidak-mengerti
'Kami boleh bertanya kalau tidak mengerti'.
(351) Inyo mungkin cameh jo panyakik anaknyo.
dia-mungkin-cemas-dengan-penyakit-anaknya
'Dia mungkin cemas dengan penyakit anaknya'.
(352) Anak tu indak bodoh bagai doh.
anak-itu-tidak-bodoh-bagai
'Anak itu tidak bodoh'.
(353) Kau jan malu-malu di siko, anggaplah di rumah kau sandiri.
kamu-jangan-malu-malu-di-sini-anggaplah-rumah-kamu-sendiri.
'Kamu jangan malu-malu, anggaplah di rumah sendiri.

3) Adverbia sebagai penanda kuantitas

Kuantitas maksudnya menerangkan sikap atau suasana pembicara yang menyangkut perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat. Kata