Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/169

Halaman ini tervalidasi

149

(67) a. Indak si Buyuang bagai nan mancilok ubi do.
tidak-si-Buyung-yang-mencuri-ubi.
'Bukan si Buyung yang mencuri ubi'.
b. Indak bagai si Buyuang nan mancilok ubi.
tidak-si-Buyung-yang-mencuri-ubi
'Bukan si Buyung yang mencuri ubi'.
c. Indak si Buyuang nan mancilok ubi bagai do
tidak-si-Buyung-yang-mencuri-ubi
'Bukan si Buyung yang mencuri ubi'.

Namun klausa (67) c dan d di bawah ini merupakan klausa yang tidak benar.

d. *Indak si Buyuang nan bagai mancilok ubi do.
tidak-si-Buyung-yang-mencuri-ubi
'Bukan si Buyung yang mencuri ubi'.
e. *Indak si Buyuang nan mancilok bagai ubi do.
tidak-si-Buyung-yang-mencuri-ubi
'Bukan si Buyung yang mencuri ubi'.

Letak kata bagai di depan atau di belakang suatu unit kategori (Si Buyuang nan mancilok ubi) membuat klausa itu merupakan klausa yang berarti (benar). Sebaliknya, jika kata bagai diletakkan di tengah unit kategori (67) d dan e membuat klausa itu tidak berarti (tidak benar).

Perlu dicatat bahwa kata bagai dan do bersifat mana suka. Namun 'kemanasukaan' kedua kata tersebut mempunyai kaidah seperti berikut.

(68) a. Indak (bagai do).
b. Indak (bagai) do.

Dengan kata lain kata bagai selalu dipakai dengan kata do sehingga struktur (68) merupakan bentuk yang tidak benar.

(68) *Indak si Buyuang bagai nan mancilok ubi...

Walaupun kalimat struktur ini muncul juga dalam pecakapan se-hari-hari, namun masih terasa klausa tersebut kurang lengkap tanpa kata do. Sedangkan kata do dapat hadir tanpa kata bagai seperti di dalam (69)